Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham sesi pagi di Bursa Efek Jakarta, Kamis, merosot 0,7 persen menyusul aksi ambil untung (profit-taking) pelaku pasar terhadap saham-saham berkapitalisasi besar, setelah indeks harga saham gabungan (IHSG) terus menguat hingga sempat pada posisi rekor tertinggi baru 2.400 di awal perdagangan. Selama sesi pagi, IHSG merosot 17,62 poin atau 0,7 persen menjadi 2.376,945, meski sebelumnya sempat pada posisi tertinggi 2.405,96. Sementara itu, indeks LQ45 yang merupakan kumpulan 45 saham likuid merosot 4,78 poin menjadi 492,06. Menurut analis PT Bapindo Bumi Sekuritas, Kurniawan, pada awalnya perdagangan menguat terus, namun di pertengahan terjadi aksi jual yang diperkirakan aksi ambil untung setelah melihat level 2.400 sempat tertembus. Ia berharap koreksi ini hanya sementara, karena pada pekan ini dan selanjutnya akan banyak keluar laporan keuangan emiten yang diperkirakan membaik, seiring dengan membaiknya indikator ekonomi domestik. Volume transaksi di pasar modal Jakarta pagi itu mencapai 3,09 miliar unit saham senilai Rp2,56 triliun. Jenis saham yang melemah lebih besar dari saham yang menguat yaitu 133 berbanding 49, sedang 55 saham tetap harganya. Saham besar yang memberi kontribusi besar penurunan indeks di antaranya saham Telkom (TLKM) yang turun Rp150 menjadi Rp10.800, saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) turun Rp150 menjadi Rp9.300, Bank BRI (BBRI) turun Rp150 menjadi Rp6.450, Indosat (ISAT) turun Rp100 menjadi Rp7.250, Bank Danamon (BDMN) turun Rp100 menjadi 8.600 dan Bank BCA (BBCA) turun Rp50 menjadi Rp6.350. (*)