Wabah kolera merebak di Tanzania, 15 orang meninggal
6 Juni 2018 12:14 WIB
Ilustrasi - Seorang anak perempuan terinfeksi kolera berbaring di lantai sebuah kamar rumah sakit di kota pelabuhan Hodeidah Laut Merah, Yaman, Minggu (14/5/2017). (REUTERS/Abduljabbar Zeyad/File)
Arusha, Tanzania (ANTARA News) - Sedikitnya 15 orang meninggal dan 397 orang lainnya dirawat di rumah sakit dalam tiga pekan belakangan, setelah wabah kolera merebak di distrik Sumbawanga di bagian barat Tanzania, kata seorang pejabat pada Selasa (5/6) setempat.
Fani Mussa, Petugas Medis distrik Sumbawanga, mengatakan para ahli kesehatan terus meningkatkan upaya guna memerangi penyakit yang menular melalui air dan bisa mengakibatkan diare akut tersebut.
Ia menyerukan upaya terpadu dari semua pemegang saham dalam menanggulangi penyakit itu, yang muncul pada pertengahan Mei.
"Para pejabat medis melakukan apa saja yang dapat mereka kerjakan untuk menangani penyakit tersebut termasuk melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran anggota masyarakat," kata Mussa di dalam satu wawancara, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.
Mussa menyebut buruknya perhatian masyarakat terhadap imbauan kebersihan dan kesehatan menjadi rintangan besar yang menimbulkan kesukaran upaya pengendalian wabah tersebut.
Menurut dia, wabah tersebut diakibatkan konsumsi air tidak bersih oleh warga selama musim panen padi.
Baca juga: 12 orang tewas, sedikitnya 134 terinfeksi kolera di Nigeria
Baca juga: Yaman kembali terancam wabah kolera
Baca juga: Malawi disergap kolera, 30 orang meninggal dunia
Wabah serupa sempat merenggut tujuh nyawa pada November tahun lalu, namun kasusnya berhasil dikendalikan pada Maret tahun ini.
Pada 2015, wabah besar kolera yang melanda negara Afrika Timur itu merenggut sebanyak 166 nyawa.
Fani Mussa, Petugas Medis distrik Sumbawanga, mengatakan para ahli kesehatan terus meningkatkan upaya guna memerangi penyakit yang menular melalui air dan bisa mengakibatkan diare akut tersebut.
Ia menyerukan upaya terpadu dari semua pemegang saham dalam menanggulangi penyakit itu, yang muncul pada pertengahan Mei.
"Para pejabat medis melakukan apa saja yang dapat mereka kerjakan untuk menangani penyakit tersebut termasuk melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran anggota masyarakat," kata Mussa di dalam satu wawancara, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.
Mussa menyebut buruknya perhatian masyarakat terhadap imbauan kebersihan dan kesehatan menjadi rintangan besar yang menimbulkan kesukaran upaya pengendalian wabah tersebut.
Menurut dia, wabah tersebut diakibatkan konsumsi air tidak bersih oleh warga selama musim panen padi.
Baca juga: 12 orang tewas, sedikitnya 134 terinfeksi kolera di Nigeria
Baca juga: Yaman kembali terancam wabah kolera
Baca juga: Malawi disergap kolera, 30 orang meninggal dunia
Wabah serupa sempat merenggut tujuh nyawa pada November tahun lalu, namun kasusnya berhasil dikendalikan pada Maret tahun ini.
Pada 2015, wabah besar kolera yang melanda negara Afrika Timur itu merenggut sebanyak 166 nyawa.
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: