Paris (ANTARA News) - Prancis akan menggandakan jam pelajaran bahasa untuk para pengungsi menjadi 400 jam guna membantu mereka berintegrasi, kata Perdana Menteri Edouard Philippe pada Selasa (5/6).

Pelajaran tambahan itu merupakan bagian dari reformasi imigrasi di bawah Presiden Emmanuel Macron.

Jam pelajaran akan meningkat hingga menjadi 600 jam untuk pendatang baru yang sangat kesulitan belajar bahasa Prancis, kata Philippe setelah pertemuan pertama komite antarmenteri yang dibentuk guna mengupayakan masalah integrasi itu.

Philippe mengatakan upaya Prancis sampai saat ini untuk mengintegrasi imigran kurang ambisius, seraya menambahkan bahwa negaranya membutuhkan sebuah kebijakan yang layak untuk republik dan bagi mereka yang diberikan hak untuk tinggal di Prancis.

Namun, dia tidak mengatakan berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk skema tersebut.

Menurut laporan Aurelien Tache, seorang anggota parlemen dari Macron's Republic on the Move (LREM), pelajaran tambahan diusulkan sebagai bagian dari lusinan langkah yang diambill, yang diperkirakan akan menelan biaya total 607 juta euro atau 710 juta dolar AS.

Prancis juga akan menggandakan pelatihan sipil yang diberikan kepada para pengungsi menjadi 24 jam, yang dirancang untuk menjelaskan nilai-nilai Prancis serta bagaimana mendapatkan pekerjaan, perawatan kesehatan dan perumahan.

Banyak pendatang yang kebingungan dengan berbagai informasi yang didapat selama kursus 12 jam, tetapi Philippe mengatakan pemahaman nilai-nilai fundamental Prancis seperti kebebasan, persaudaraan dan kesetaraan adalah bukan pilihan tetapi kewajiban.

Orang tua imigran juga akan ditawari pengasuhan anak gratis selama pelajaran Bahasa Prancis mereka, sementara mereka yang berusia 18 tahun akan mendapat akses untuk mengunjungi museum dan mengikuti kegiatan budaya lainnya.

Philippe mengatakan langkah-langkah itu, yang juga akan mencakup bantuan yang lebih baik bagi imigran dalam mencari pekerjaan, adalah investasi dalam kohesi nasional dan sosial Perancis.

Perancis menerima 100.000 permohonan suaka tahun lalu dan menawarkan status pengungsi ke sekitar 30.000 orang, dan mendeportasi 14.900.

Meskipun kamp "Jungle" yang terkenal di Calais dibersihkan pada 2016, semakin banyak imigran yang berkemah di sepanjang kanal di Paris dalam beberapa bulan terakhir, banyak dari mereka berasal dari Afghanistan, Eritrea dan Sudan.

Pada Senin polisi mulai mengevakuasi sekitar 1.000 migran dari dua kamp sementara, lima hari setelah 1.000 lainnya dibawa ke penginapan sementara, demikian dikutip dari AFP.