Seoul (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak agar segera menangani bencana alam tanah longsor dan banjir bandang yang terjadi di Morowalo, Sulawesi Tengah, dengan baik, dan meminta kepada kepala daerah dan masyarakat untuk terus memperhatikan peringatan yang diberikan BMG mengenai perkiraan cuaca. "Saya sudah bicara dengan Wapres Jusuf Kalla untuk mempertanyakan langkah tanggap darurat yang sudah dilakukan untuk menangani bencana di Morowali dan Wapres sudah melaporkan langkah-langkah yang telah dilakukan," kata Kepala Negara dalam jumpa pers di Hotel Shilla, Seoul, Korea Selatan, Rabu, sebelum menjelaskan hasil kunjungan kenegaraannya selama tiga hari di Korea. Menurut Presiden, langkah-langkah untuk menangani korban bencana tersebut telah dilakukan dengan baik oleh Pemerintah Daerah dibantu oleh Pemerintah Pusat. Namun, Presiden meminta agar para Kepala Daerah dan masyarakat luas memperhatikan pemberitahuan dari BMG tentang perkiraan cuaca, mengingat banyak perubahan iklim yang terjadi sehingga mengakibatkan bencana di berbagai negara. "Oleh karena itu, Indonesia yang secara geologis rawan, perlu kita mengambil langkah-langkah antisipasi atas semua itu," katanya. Jumlah korban tewas akibat banjir bandang yang disertai tanah longsor di Kabupaten Morowali hingga Rabu siang ini sudah mencapai 57 orang, dengan puluhan korban lainnya diperkirakan belum ditemukan. Banjir bandang yang terjadi sejak 17 Juli 2007 di Morowali menerjang lebih 50 desa yang tersebar di empat kecamatan, yakni Bungku Utara, Mamosalato, Soyo Jaya, dan Petasia. Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Morowali, Rosmaniel Songko, menjelaskan korban yang dilaporkan tewas umumnya akibat tertimbun tanah longsor di Desa Ueruru dan Boba, kecamatan Bungku Utara. Menurut Songko, selain korban tewas yang berhasil dikeluarkan dari reruntuhan material longsor, sekitar 40 orang warga kedua desa ini masih dinyatakan hilang. Ueruru dan Boba adalah desa terparah di Kabupaten Morowali yang dihajar banjir dan tanah longsor kali ini. Ia juga mengatakan kapal pengangkut logistik dari Pelabuhan Kolonodale yang disalurkan ke lokasi banjir pada Selasa pagi (24/7) sudah tiba di Baturube, ibukota kecamatan Bungku Utara, namun tidak bisa sandar di dermaga. Selain itu, bantuan bahan makanan, obat-obatan dan pakaian dari Pemprov Sulteng dan swadaya masyarakat telah sampai di Pelabuhan Kolonodale, namun belum dapat diberangkatkan ke lokasi banjir karena tak ada kapal pengangkut. (*)