MRT Jakarta akan gunakan sistem persinyalan canggih
5 Juni 2018 16:23 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ketiga kanan) didampingi Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar (kedua kanan) melihat kepala kereta MRT di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (12/4/2018). Dua set rangkaian kereta MRT telah berada di Depo Lebak Bulus dan akan dites sebelum diujicoba pada Desember 2018. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan menggunakan sistem persinyalan canggih yang disebut Communication-Based Train Control (CBTC) dalam pengoperasian MRT di Ibu Kota.
"Saat dioperasikan nanti, kami akan menggunakan sistem persinyalan CBTC. Sistemnya itu sangat canggih dan aman," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan sistem persinyalan canggih dari Jepang tersebut memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk mendeteksi kereta dan memproteksi kereta apabila melaju terlalu cepat.
"CBTC merupakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi dengan frekuensi radio sebagai komunikasi data antar berbagai subsistem yang saling terintegrasi," katanya.
Deteksi kereta, dia menuturkan, akan dilakukan menggunakan perangkat radio (Wayside Radio Set/WRS) yang ditempatkan di jalur kereta dan rangkaian kereta.
"Radio itu tersambung dengan Operation Control Center (OCC). Dengan begitu, kereta akan dapat beroperasi tanpa masinis dan dikendalikan OCC," tutur William.
Dengan alat berakurasi tinggi tersebut, dia melanjutkan, titik di mana kereta berada setiap detik bisa diketahui dengan mudah.
Sementara dalam hal keamanan, dia mengatakan, sistem persinyalan CBTC akan mendeteksi apabila kereta MRT melaju terlalu cepat sehingga dapat diantisipasi lebih dini.
Baca juga: Pembangunan MRT Jakarta sudah 94 persen selesai
"Saat dioperasikan nanti, kami akan menggunakan sistem persinyalan CBTC. Sistemnya itu sangat canggih dan aman," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan sistem persinyalan canggih dari Jepang tersebut memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk mendeteksi kereta dan memproteksi kereta apabila melaju terlalu cepat.
"CBTC merupakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi dengan frekuensi radio sebagai komunikasi data antar berbagai subsistem yang saling terintegrasi," katanya.
Deteksi kereta, dia menuturkan, akan dilakukan menggunakan perangkat radio (Wayside Radio Set/WRS) yang ditempatkan di jalur kereta dan rangkaian kereta.
"Radio itu tersambung dengan Operation Control Center (OCC). Dengan begitu, kereta akan dapat beroperasi tanpa masinis dan dikendalikan OCC," tutur William.
Dengan alat berakurasi tinggi tersebut, dia melanjutkan, titik di mana kereta berada setiap detik bisa diketahui dengan mudah.
Sementara dalam hal keamanan, dia mengatakan, sistem persinyalan CBTC akan mendeteksi apabila kereta MRT melaju terlalu cepat sehingga dapat diantisipasi lebih dini.
Baca juga: Pembangunan MRT Jakarta sudah 94 persen selesai
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: