Jepang ajak Indonesia ciptakan kebebasan navigasi Laut China Selatan
Kapal pengawas laut China Haijian No.51 (tengah) berlayar di dekat kapal-kapal Penjaga Pantai Jepang (kanan dan kiri) dan sebuah kapal nelayan Jepang (depan, kedua kiri), di perairan dekat Pulau Uotsuri, salah satu pulau dari kepulauan Senkaku/Diaoyu di Laut China Selatan, Senin (1/7). Jepang menghadapi ancaman serius yang semakin meningkat dari China dan Korea Utara, dalam laporan Kementerian Pertahanan Selasa kemarin, sementara politisi yang berkuasa menyerukan kepada militer untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman tersebut. (REUTERS/KYODO)
"Terkait dengan eskalasi di Laut China Selatan, kami ingin meningkatkan kerja sama dengan Indonesia untuk mewujudkan kebebasan navigasi di perairan internasional itu," ujar Izumi di Jakarta, Senin.
Ia juga menginginkan kerja sama dengan negara-negara di sekitar perairan Laut China Selatan dalam menciptakan perdamaian di kawasan itu.
"Konsep Indo Pasifik sangat bagus dan kami mendukung konsep itu," kata dia.
Ratusan personel pasukan maritim Jepang itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.
Mereka berlayar dari Jepang memakai dua kapal yakni JMSDF Makinami (DD-112/4.650 ton), JMSDF Kashima (TV3508/4.050 ton). Semua kapal perang Jepang itu di kelas destroyer.
Unit latihan pelayaran luar negeri ini terdiri atas JS Kashima dan JS Makinami. Sekitar 600 awak kapal termasuk sekitar 191 perwira yang telah lulus dari sekolah calon perwira mengawaki kedua kapal tersebut.
"Hari ini kami datang ke Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan Asia tenggara. Kami akan tinggal selama 4 hari dan semua awak kapal sangat menantikan untuk bertemu dengan masyarakat Indonesia dan belajar budaya Indonesia," kata dia.
Baca juga: Negara-negara perlu cegah tindakan Tiongkok di LCS
Baca juga: China daratkan pembom di laut sengketa, Filipina ambil langkah diplomatik
Baca juga: Pasang rudal di Laut Cina Selatan, Cina sedang mengancam?
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping memimpin gelaran alat utama militer terbesar dari yang pernah diperlihatkan sebelumnya oleh armada militernya di Laut China Selatan, April lalu.
Hal tersebut merupakan aksi unjuk kekuatan paling terakhir di Laut China Selatan yang diperselisihkan.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018