Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan daging ayam ras, telur ayam ras maupun tarif angkutan udara telah mempengaruhi tingkat inflasi pada Mei 2018 yang tercatat sebesar 0,21 persen.
"Inflasi 0,21 persen secara umum dipengaruhi oleh kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras dan tarif angkutan udara," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Suhariyanto mengatakan kenaikan harga tiga komoditas tersebut terjadi karena adanya peningkatan permintaan secara musiman menjelang Lebaran.
Selain tiga komoditas tersebut, komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran adalah baju muslim wanita.
"Kenaikan harga baju muslim wanita memberikan andil sebesar 0,01 persen pada kelompok sandang," kata Suhariyanto.
Baca juga: BI prediksi inflasi Lebaran 0,62 persen
Baca juga: BI perkirakan inflasi Mei 0,22 persen, dipicu kenaikan harga pada Ramadhan
Suhariyanto menambahkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok sandang mengalami inflasi tinggi pada Mei 2018 yaitu sebesar 0,33 persen.
Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau ikut mengalami inflasi 0,31 persen, diikuti kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan masing-masing 0,21 persen.
"Komoditas bahan makanan yang menyebabkan inflasi adalah daging ayam ras dengan andil 0,07 persen, telur ayam ras dengan andil 0,06 persen, ikan segar dengan andil 0,03 persen dan bawang merah dengan andil 0,02 persen," ujarnya.
Meski demikian, terdapat kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan harga dan ikut menekan inflasi pada Mei yaitu cabai merah, bawang putih, beras dan cabai rawit.
Kelompok lainnya yang juga mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,19 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen.
"Dua komoditas yang memberikan sumbangan terhadap inflasi untuk kelompok perumahan adalah kenaikan tarif kontrak rumah dan kenaikan upah asisten rumah tangga di 22 kota," katanya.
Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan ikut mengalami inflasi 0,18 persen, yang didukung oleh kenaikan tarif angkutan udara dan tarif angkutan antar kota.
"Tarif angkutan udara menjelang puasa lebaran perlu diantisipasi dan biasanya diikuti oleh kenaikan tarif angkutan antar kota. Mudah-mudahan kenaikan ini tidak terlalu tinggi dan tidak memberatkan konsumen," ujar Suhariyanto.
Baca juga: Ketua DPR minta pemerintah pantau kenaikan harga
Untuk periode Mei, BPS mencatat inflasi inti sebesar 0,21 persen, inflasi harga diatur pemerintah sebesar 0,27 persen dan inflasi harga bergejolak sebesar 0,19 persen.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 65 kota mengalami inflasi dan 17 kota menyumbang deflasi pada Mei 2018.
Inflasi tertinggi tercatat di Tual sebesar 1,88 persen dan inflasi terendah terjadi di Purwokerto serta Tangerang masing-masing 0,01 persen.
Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar 0,99 persen dan deflasi terendah di Pematang Siantar 0,01 persen.
Dengan inflasi Mei tercatat sebesar 0,21 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Mei 2018 telah mencapai 1,3 persen dengan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,23 persen.
BPS: Inflasi Mei 0,21 persen, dipengaruhi kenaikan harga tiga komoditas
4 Juni 2018 12:28 WIB
Kepala BPS Suhariyanto membacakan rilis laju inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen. (Satyagraha)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: