Pemerintah geber uji kelaikan bus angkutan Lebaran
3 Juni 2018 14:19 WIB
Dokumentasi- Petugas memeriksa angkutan umum saat dilakukan uji kelayakan angkutan lebaran di Terminal Daya, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/6/2017). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memerintahkan Dinas Perhubungan mempercepat jumlah bus umum yang diuji kelaikan mengingat saat ini baru 50 persen dari total bus yang akan beroperasi untuk mudik dan balik Lebaran 2018.
"Masih ada seminggu lagi sebelum puncak mudik dan saya minta sudah mencapai minimal 80 persen yang sudah diuji kelaikan busnya," kata Budi kepada pers di Jakarta, Minggu, saat meninjau Terminal Bus Pulo Gebang untuk melihat kesiapan operator bus serta penjualan tiket bus.
Budi menyatakan uji kelaikan bus penting dilakukan untuk memastikan seluruh perlengkapan bus dalam kondisi berfungsi sehingga aman dikendarai.
Uji kelaikan itu mencakup pemeriksaan rem, ban, lampu, wiper (penghapus air kaca), danmesin. Pengemudi busa juga harus diuji apakah dalam kondisi fit atau tidak mengemudi.
Baca juga: Pemerintah pastikan "tiket Jakarta-Surabaya Rp4 juta" itu hoax
"Bus dan supir kalau memang tidak laik jalan makan tidak boleh beroperasi," kata Budi.
Budi menilai bus adalah salah satu moda transportasi yang masih banyak digunakan masyarakat karena memiliki sejumlah keuntungan.
"Tadi saya tanya dengan seorang penumpang pelanggan setia bus. Dia mengatakan kalau naik bus bisa berhenti di depan rumahnya, jadi tidak perlu ongkos lagi," kata Budi.
Mengenai tarif bus, Budi mengatakan sudah berjalan dengan baik dan tidak ada yang menjual dengan harga lebih dari 10 persen dari harga normal.
Baca juga: 191 bus siap layani pemudik dari Cicaheum
"Masih ada seminggu lagi sebelum puncak mudik dan saya minta sudah mencapai minimal 80 persen yang sudah diuji kelaikan busnya," kata Budi kepada pers di Jakarta, Minggu, saat meninjau Terminal Bus Pulo Gebang untuk melihat kesiapan operator bus serta penjualan tiket bus.
Budi menyatakan uji kelaikan bus penting dilakukan untuk memastikan seluruh perlengkapan bus dalam kondisi berfungsi sehingga aman dikendarai.
Uji kelaikan itu mencakup pemeriksaan rem, ban, lampu, wiper (penghapus air kaca), danmesin. Pengemudi busa juga harus diuji apakah dalam kondisi fit atau tidak mengemudi.
Baca juga: Pemerintah pastikan "tiket Jakarta-Surabaya Rp4 juta" itu hoax
"Bus dan supir kalau memang tidak laik jalan makan tidak boleh beroperasi," kata Budi.
Budi menilai bus adalah salah satu moda transportasi yang masih banyak digunakan masyarakat karena memiliki sejumlah keuntungan.
"Tadi saya tanya dengan seorang penumpang pelanggan setia bus. Dia mengatakan kalau naik bus bisa berhenti di depan rumahnya, jadi tidak perlu ongkos lagi," kata Budi.
Mengenai tarif bus, Budi mengatakan sudah berjalan dengan baik dan tidak ada yang menjual dengan harga lebih dari 10 persen dari harga normal.
Baca juga: 191 bus siap layani pemudik dari Cicaheum
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: