Tagana siapkan sistem informasi pemetaan kesiapsiagaan Merapi
3 Juni 2018 09:26 WIB
Sejumlah warga kembali pulang ke rumah mereka untuk beraktivitas di Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (2/6/2018). Warga lereng Gunung Merapi yang sempat mengungsi, kembali menjalani aktivitas pagi mereka pascaletusan Gunung Merapi pada Jumat (1/6/2018). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Jakarta (ANTARA News) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kementerian Sosial menyiapkan sistem informasi terkait kesiapsiagaan dan penanganan menghadapi erupsi Gunung Merapi.
"Sistem informasi ini sangat diperlukan untuk memastikan seluruh kebutuhan pengungsi dan warga yang terdampak erupsi Merapi terpenuhi dan penanganan kebencanaan telah dilakukan dengan tepat," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat yang dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Sistem informasi yang memanfaatkan "Google Earth" tersebut untuk memetakan dan memperbarui informasi dan data logistik bencana, kebutuhan makanan, peta potensi wilayah terancam, kesiapan Kampung Siaga Bencana, perkiraan pengungsi, mengetahui jenis kebutuhan dasar disetiap titik pengungsian, stok logistik dan lainnya.
Harry mengatakan, kesiapsiagaan menghadapi bencana sangat penting terutama bagi semua pihak dan warga di sekitar lokasi rawan bencana dalam upaya mitigasi dan untuk mengurangi risiko bencana Gunung Merapi .
Terkait kesiapsiagaan Gunung Merapi, Harry memastikan ketersediaan logistik, kesiapsiagaan Tagana dan pemerintah sudah siap sehingga saat bencana terjadi semuanya sudah siap sedia.
Persediaan logistik di gudang logistik penanggulangan bencana Dinas Sosial DI Yogyakarta jumlahnya mencukupi, tambah Harry.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan hingga saat ini Gunung Merapi masih berada dalam status waspada atau level II
Laporan terbaru BPPTKG, pukul 00.00-06.00 WIB secara visual terpantau cuaca cerah dan berawan, suhu udara 15.3-17.8 derajat celsius, dengan kelembaban udara 65-65 persen, dan tekanan udara 870.3-872.8 mmHg.
Baca juga: BPPTKG imbau masyarakat tak panik dengan asap solfatara Merapi
Baca juga: Warga lereng Merapi di Magelang tinggalkan tempat pengungsian
"Sistem informasi ini sangat diperlukan untuk memastikan seluruh kebutuhan pengungsi dan warga yang terdampak erupsi Merapi terpenuhi dan penanganan kebencanaan telah dilakukan dengan tepat," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat yang dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Sistem informasi yang memanfaatkan "Google Earth" tersebut untuk memetakan dan memperbarui informasi dan data logistik bencana, kebutuhan makanan, peta potensi wilayah terancam, kesiapan Kampung Siaga Bencana, perkiraan pengungsi, mengetahui jenis kebutuhan dasar disetiap titik pengungsian, stok logistik dan lainnya.
Harry mengatakan, kesiapsiagaan menghadapi bencana sangat penting terutama bagi semua pihak dan warga di sekitar lokasi rawan bencana dalam upaya mitigasi dan untuk mengurangi risiko bencana Gunung Merapi .
Terkait kesiapsiagaan Gunung Merapi, Harry memastikan ketersediaan logistik, kesiapsiagaan Tagana dan pemerintah sudah siap sehingga saat bencana terjadi semuanya sudah siap sedia.
Persediaan logistik di gudang logistik penanggulangan bencana Dinas Sosial DI Yogyakarta jumlahnya mencukupi, tambah Harry.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan hingga saat ini Gunung Merapi masih berada dalam status waspada atau level II
Laporan terbaru BPPTKG, pukul 00.00-06.00 WIB secara visual terpantau cuaca cerah dan berawan, suhu udara 15.3-17.8 derajat celsius, dengan kelembaban udara 65-65 persen, dan tekanan udara 870.3-872.8 mmHg.
Baca juga: BPPTKG imbau masyarakat tak panik dengan asap solfatara Merapi
Baca juga: Warga lereng Merapi di Magelang tinggalkan tempat pengungsian
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: