Jakarta (ANTARA News) - Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah Yanuar Fajar mengatakan umumnya masalah pernapasan menjadi gangguan mayoritas jamaah haji sehingga harus diantisipasi.

Pada musim haji 2017 lebih dari 50 persen jamaah haji terkena masalah kesehatan saluran pernapasan seperti asma, Pneumonia, Bronchitis, Tuberkolusis dan lainnya.

"Kebiasaan merokok menjadi pemicu timbulnya gangguan saluran pernapasan ditambah iklim dan cuaca di Arab Saudi sangat berbeda dengan di Indonesia," kata Yanuar di Jakarta, Sabtu.

Dengan kondisi tersebut, dokter spesialis paru-paru itu berbagi kiat agar jamaah haji dapat terus bugar tanpa gangguan kesehatan pernapasan saat menunaikan rukun Islam kelima itu.

Pertama, kata dia, buat sirkulasi udara yang baik di pemondokan. Jamaah agar membuka jendela pondok di pagi hari agar udara berganti. Cukup buka jendela hingga pukul tujuh pagi waktu setempat dan biarkan udara segar dari luar masuk ke kamar.

Kedua, kata dia, jamaah agar menghentikan kebiasaan merokok.

Sebelum keberangkatan sampai selesai proses ibadah haji, kata dia, jamaah agar secara bertahap mengurangi kebiasaan merokok.

Merokok, lanjut dia, dapat memperparah kondisi gangguan pernapasan. Sebaliknya, menghentikan kebiasaan merokok bisa membantu jamaah berada dalam kondisi kesehatan yang baik saat melaksanakan ibadah haji.

Ketiga, Yanuar menyarankan jamaah untuk menjaga pola makan, istirahat dan minum yang cukup di Arab Saudi. Terlebih di Arab Saudi memiliki kondisi alam, iklim dan cuaca yang sangat berbeda dengan di Indonesia.

Terakhir, kata dia, jamaah agar membawa obat-obatan pribadi sesuai kebutuhannya masing-masing. Karena dalam beberapa kasus bisa saja obat pribadi jamaah itu tidak tersedia di Arab Saudi.

Baca juga: Kemenag bentuk dua unit baru pelayanan jamaah haji

Baca juga: 92 kloter dapatkan hotel dekat Masjidil Haram

Baca juga: Kemenag dan Kemendagri sinkronkan data kependudukan untuk haji umrah