Bukit pasir di Pluto terbuat dari metana beku
2 Juni 2018 14:47 WIB
Gambar beresolusi tinggi permukaan Pluto yang ditangkap pesawat New Horizons NASA menggabungkan citra-citra biru, merah, dan inframerah yang diambil Ralph/ Multispectral Visual Imaging Camera (MVIC). (NASA/JHUAP-SwRI)
Washington (ANTARA News) - Pluto, yang sekarang disebut planet kerdil, memiliki bukit pasir yang luas di permukaannya jika dilihat dari jarak jauh, diperkirakan terdiri dari butiran metana yang membeku.
“Pluto, meski pun sangat jauh dari bumi dan sangat sangat dingin, berproses dari kericuhan yang belum pernah kita lihat. Fakta tentang Pluto ternyata lebih menyenangkan daripada yang kita perkirakan, bahwa entitas yang sangat jauh ini menarik dikunjungi,” kata ilmuwan planet dari Brigham Young University, Jani Radebaugh, dikutip dari Reuters.
Bukit di Pluto, menurut citra yang diambil pesawat ulang alik New Horizons dari NASA saat melintas pada 2015, terltak di perbatasan di antara gletser nitrogen yang berukuran sebesar Prancis, bernama Sputnik Planitia dan pegunungan Al Idrisi Montes yang terbuat dari air beku.
Bukit pasir ini berukuran 2.000 kilometer persegi, kira-kira seukuran kota Tokyo di Jepang. Keberadaan gurun ini mengejutkan karena atmosfer Pluto yang sangat tipis, didominasi nitrogen dengan sejumlah kecil metana dan karbon monoksida, dapat menggerakan angin sehingga membentuk permukaan seperti gurun itu.
Metana, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen dan zat lainnya yang berbentuk gas di bumi, menjadi padat di Pluto karena suhu nyaris nol sempurna. Bukit Pluto terbentuk oleh angin sedang, sekitar 2 mph, yang mengembuskan butiran metana beku dari puncak gunung.
Bukit di Pluto mirip dengan yang ada di Bumi, seperti Death Valley di California dan gurun pasir Taklamakan di China, namun, komposisi yang berbeda, kata Radebaugh.
Baca juga: Tim ilmuwan ingin klasifikasikan kembali Pluto sebagai planet
Baca juga: Pluto yang dingin rumah bagi beragam medan
Baca juga: Di Pluto ada langit biru dan air
“Pluto, meski pun sangat jauh dari bumi dan sangat sangat dingin, berproses dari kericuhan yang belum pernah kita lihat. Fakta tentang Pluto ternyata lebih menyenangkan daripada yang kita perkirakan, bahwa entitas yang sangat jauh ini menarik dikunjungi,” kata ilmuwan planet dari Brigham Young University, Jani Radebaugh, dikutip dari Reuters.
Bukit di Pluto, menurut citra yang diambil pesawat ulang alik New Horizons dari NASA saat melintas pada 2015, terltak di perbatasan di antara gletser nitrogen yang berukuran sebesar Prancis, bernama Sputnik Planitia dan pegunungan Al Idrisi Montes yang terbuat dari air beku.
Bukit pasir ini berukuran 2.000 kilometer persegi, kira-kira seukuran kota Tokyo di Jepang. Keberadaan gurun ini mengejutkan karena atmosfer Pluto yang sangat tipis, didominasi nitrogen dengan sejumlah kecil metana dan karbon monoksida, dapat menggerakan angin sehingga membentuk permukaan seperti gurun itu.
Metana, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen dan zat lainnya yang berbentuk gas di bumi, menjadi padat di Pluto karena suhu nyaris nol sempurna. Bukit Pluto terbentuk oleh angin sedang, sekitar 2 mph, yang mengembuskan butiran metana beku dari puncak gunung.
Bukit di Pluto mirip dengan yang ada di Bumi, seperti Death Valley di California dan gurun pasir Taklamakan di China, namun, komposisi yang berbeda, kata Radebaugh.
Baca juga: Tim ilmuwan ingin klasifikasikan kembali Pluto sebagai planet
Baca juga: Pluto yang dingin rumah bagi beragam medan
Baca juga: Di Pluto ada langit biru dan air
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: