Wisma Atlet Jakabaring dijaga super ketat
2 Juni 2018 11:36 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan Rumah Susun Hak Milik (Rusanami) Wisma Atlet, di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (9/5/2018). Pembangunan tiga tower Rusunami Wisma Atlet untuk Asian Games 2018 tersebut ditargetkan rampung Juni 2018. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Palembang (ANTARA News) - Pengamanan Wisma Atlet di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, bakal `super` ketat untuk memastikan tidak dapat disusupi oleh pihak yang tidak berkepentingan selama perhelatan Asian Games.
Ketua Panitia Daerah Penyelenggaran Asian Games 2018 (INASGOC) Sumsel Muddai Madang di Palembang, Sabtu, mengatakan, panitia daerah hanya akan membuka satu akses pintu masuk sesuai dengan permintaan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
"Di pintu utama itu, akan ada alat pemindai sehingga siapa saja yang masuk ke Wisma Atlet sudah dipastikan clear," kata Muddai.
Untuk memastikan keamanan atlet dan ofisial maka kawasan wisma atlet ini meliputi Wisma Atlet yang lama, Rusunawa dan Dinning Hall akan dianggap sebagai satu kawasan terintegrasi dengan tingkat keamanan tertinggi.
Panitia akan menutup akses jalan yang berada di kawasan tersebut sehingga tidak ada pintu lain selain pintu utama.
"Dengan begitu, semua kemungkinan dapat cepat diantisipasi," kata dia.
Selain itu, pemberlakuan penggunaan kartu identitas juga akan berlangsung ketat karena hanya yang teregistrasi dan terverifikasi sebagai atlet dan ofisial yang diizinkan masuk.
"Jangankan atlet dan officials, panitia daerah juga tidak sembarangan yang boleh masuk. Hanya yang memiliki logo khusus yang boleh masuk ke kawasan wisma atlet," ujar Muddai.
Sebelumnya, OCA meminta Indonesia selaku tuan rumah Asian Games menerapkan standar keamanan yang biasa dilakukan ajang multi event setaraf olimpiade dan Asian Games.
Hal ini terkait dengan adanya serentetan aksi teror beberapa waktu lalu di Surabaya dan Pekan Baru.
Meski tidak terjadi di Palembang dan Jakarta sebagai penyelenggara pertandingan Asian Games, OCA tetap menginginkan standar keamanan diperketat saat Asian Games dihelat 18 Agustus-2 September 2018.
Baca juga: Atlet berharap segera gunakan fasilitas kebugaran Jakabaring
Ketua Panitia Daerah Penyelenggaran Asian Games 2018 (INASGOC) Sumsel Muddai Madang di Palembang, Sabtu, mengatakan, panitia daerah hanya akan membuka satu akses pintu masuk sesuai dengan permintaan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
"Di pintu utama itu, akan ada alat pemindai sehingga siapa saja yang masuk ke Wisma Atlet sudah dipastikan clear," kata Muddai.
Untuk memastikan keamanan atlet dan ofisial maka kawasan wisma atlet ini meliputi Wisma Atlet yang lama, Rusunawa dan Dinning Hall akan dianggap sebagai satu kawasan terintegrasi dengan tingkat keamanan tertinggi.
Panitia akan menutup akses jalan yang berada di kawasan tersebut sehingga tidak ada pintu lain selain pintu utama.
"Dengan begitu, semua kemungkinan dapat cepat diantisipasi," kata dia.
Selain itu, pemberlakuan penggunaan kartu identitas juga akan berlangsung ketat karena hanya yang teregistrasi dan terverifikasi sebagai atlet dan ofisial yang diizinkan masuk.
"Jangankan atlet dan officials, panitia daerah juga tidak sembarangan yang boleh masuk. Hanya yang memiliki logo khusus yang boleh masuk ke kawasan wisma atlet," ujar Muddai.
Sebelumnya, OCA meminta Indonesia selaku tuan rumah Asian Games menerapkan standar keamanan yang biasa dilakukan ajang multi event setaraf olimpiade dan Asian Games.
Hal ini terkait dengan adanya serentetan aksi teror beberapa waktu lalu di Surabaya dan Pekan Baru.
Meski tidak terjadi di Palembang dan Jakarta sebagai penyelenggara pertandingan Asian Games, OCA tetap menginginkan standar keamanan diperketat saat Asian Games dihelat 18 Agustus-2 September 2018.
Baca juga: Atlet berharap segera gunakan fasilitas kebugaran Jakabaring
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: