Di Azerbaijan azan terdengar hingga radius 500 meter
2 Juni 2018 03:40 WIB
Ilustrasi - Sejumlah umat Islam Cina melakukan azan di depan Masjid Niujie di Beijing, Cina, Rabu (3/5/2018). Masjid tersebut merupakan masjid terbesar di Beijing yang menjadi titik awal masuknya Islam di daratan Cina. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Baku (ANTARA News) - Di Azerbaijan ada aturan atau norma yang membatasi kumandang azan yang terdengar tidak lebih dari radius 500 meter, kata Asisten Presiden Azerbaijan untuk Masalah Publik dan Politik, Ali Hasanov, di Baku, baru-baru ini.
"Hal ini dimaksudkan agar umat agama lain tidak terganggu dengan suara panggilan sholat bagi umat Islam itu," kata Ali kepada beberapa wartawan Indonesia yang sedang berkunjung ke Azerbaijan dalam rangka memenuhi undangan pemerintah negara tersebut.
Menurut dia, Azerbaijan adalah negara dengan toleransi beragama yang tinggi seperti yang ditunjukan oleh umat Islam dan masyarakat penganut agama lain dengan tidak mengganggu satu dengan yang lainnya.
Agama-agama yang ada di negara yang dikenal sebagai negeri api (Land of Fire) itu terdiri atas Islam, Kristen, Yahudi dan sisanya penganut agama lain.
Walaupun Islam adalah agama mayoritas, pemerintah tidak mengharuskan penganutnya untuk sholat atau melakukan kewajiban ibadah lain seperti berpuasa.
Baca juga: Swedia izinkan masjid kumandangkan azan
Baca juga: DMI imbau masjid-masjid perhatikan pengeras suaranya
Baca juga: Azerbaijan ingin media Indonesia bantu tingkatkan hubungan dengan RI
Masjid-masjid tampak sepi bahkan kosong bila dibandingkan dengan tempat ibadah orang Muslim di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam.
Menurut asisten presiden itu, beribadah itu urusan pribadi kepada Tuhannya masing-masing dan tidak perlu diketahui oleh orang lain.
"Kita tidak tahu atau tidak perlu tahu apakah seseorang itu taat beribadah atau tidak. Seperti puasa misalnya, di kantor, saya tidak tahu apakah karyawan saya sedang berpuasa atau tidak dan merekapun tidak perlu tahu apakah saya sedang berpuasa atau tidak," katanya.
"Hal ini dimaksudkan agar umat agama lain tidak terganggu dengan suara panggilan sholat bagi umat Islam itu," kata Ali kepada beberapa wartawan Indonesia yang sedang berkunjung ke Azerbaijan dalam rangka memenuhi undangan pemerintah negara tersebut.
Menurut dia, Azerbaijan adalah negara dengan toleransi beragama yang tinggi seperti yang ditunjukan oleh umat Islam dan masyarakat penganut agama lain dengan tidak mengganggu satu dengan yang lainnya.
Agama-agama yang ada di negara yang dikenal sebagai negeri api (Land of Fire) itu terdiri atas Islam, Kristen, Yahudi dan sisanya penganut agama lain.
Walaupun Islam adalah agama mayoritas, pemerintah tidak mengharuskan penganutnya untuk sholat atau melakukan kewajiban ibadah lain seperti berpuasa.
Baca juga: Swedia izinkan masjid kumandangkan azan
Baca juga: DMI imbau masjid-masjid perhatikan pengeras suaranya
Baca juga: Azerbaijan ingin media Indonesia bantu tingkatkan hubungan dengan RI
Masjid-masjid tampak sepi bahkan kosong bila dibandingkan dengan tempat ibadah orang Muslim di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam.
Menurut asisten presiden itu, beribadah itu urusan pribadi kepada Tuhannya masing-masing dan tidak perlu diketahui oleh orang lain.
"Kita tidak tahu atau tidak perlu tahu apakah seseorang itu taat beribadah atau tidak. Seperti puasa misalnya, di kantor, saya tidak tahu apakah karyawan saya sedang berpuasa atau tidak dan merekapun tidak perlu tahu apakah saya sedang berpuasa atau tidak," katanya.
Pewarta: Bambang Purwanto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: