Indonesia gandeng Jerman perkuat pelatihan kejuruan
31 Mei 2018 17:02 WIB
Ilustrasi siswa sekolah kejuruan turut lomba kompetensi siswa di Stadion Manahan, Solo, Kamis (18/5/2017). Kompetisi yang meliputi 56 bidang lomba kejuruan yang diikuti siswa dari 34 provinsi di Indonesia tersebut menjadi salah satu indikator untuk mengukur kualitas siswa SMK. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menggandeng Jerman untuk memperkuat pelatihan kejuruan, hal itu bentuk kesepakatan Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, dengan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Michael vorn Ungern Sternberg, di Jakarta, Kamis.
"Mudah-mudahan kerja sama ini bisa mendorong peningkatkan pelatihan vokasi di Indonesia," kata Dhakiri.
Usai pertemuan itu, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Bambang Lelono, menjelaskan, kerja sama sebagaimana dimaksud merupakan bentuk penguatan kerja sama bidang pendidikan dan pelatihan vokasi antara Indonesia dan Jerman yang selama ini telah terjalin dengan baik.
"Prinsipnya untuk meningkatkan kerja sama di bidang vokasi," kata Lelono.
Indonesia dan Jerman memang selama ini telah menjalin berbagai kerja sama, termasuk bidang pendidikan dan pelatihan kejuruan. Pemerintah Indonesia dan Jerman memiliki kerja sama ESED yang fokus pada pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Bambang menjelaskan Jerman merupakan mitra strategis bagi Indonesia dalam mengembangkan sistem pelatihan kejuruan. Karena, Jerman dinilai telah berhasil dalam membangun sistem pelatihan kejuruan di negaranya melalui skema investasi SDM. "Pelatihan kerja di Jerman banyak diinvestasikan swasta. Angkanya mencapai 70-an persen dari total investasi SDM di Jerman," kata dia.
Untuk itu ia juga berharap, perusahaan/industri swasta di Indonesia dapat meningkatkan perannya dalam investasi SDM. Salah satunya dengan meningkatkan akses dan mutu pelatihan di pusat pelatihan yang dimiliki tiap perusahaan/industri.
"Pemerintah Indonesia berharap pihak swasta di tanah air terlibat aktif sebagaimana keterlibatan aktif pihak swasta di Jerman," ujar Bambang.
Kerja sama ini juga meliputi pembuatan kurikulum pelatihan dan pelatihan untuk pelatih. "Jadi nanti kita akan medatangkan ahli dari Jerman ke BLK (Balai Latihan Kerja) kita," paparnya.
Kementerian Ketenagakerjaan saat ini memiliki 17 BLK yang pengoperasiannya berada di bawah Kementerian Ketenagakerjaan. Dari 17 BLK itu, baru tiga BLK yang mendatangkan ahli dari Jerman, yaitu BBPLK Serang, Bekasi, dan Bandung.
"Mudah-mudahan kerja sama ini bisa mendorong peningkatkan pelatihan vokasi di Indonesia," kata Dhakiri.
Usai pertemuan itu, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Bambang Lelono, menjelaskan, kerja sama sebagaimana dimaksud merupakan bentuk penguatan kerja sama bidang pendidikan dan pelatihan vokasi antara Indonesia dan Jerman yang selama ini telah terjalin dengan baik.
"Prinsipnya untuk meningkatkan kerja sama di bidang vokasi," kata Lelono.
Indonesia dan Jerman memang selama ini telah menjalin berbagai kerja sama, termasuk bidang pendidikan dan pelatihan kejuruan. Pemerintah Indonesia dan Jerman memiliki kerja sama ESED yang fokus pada pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Bambang menjelaskan Jerman merupakan mitra strategis bagi Indonesia dalam mengembangkan sistem pelatihan kejuruan. Karena, Jerman dinilai telah berhasil dalam membangun sistem pelatihan kejuruan di negaranya melalui skema investasi SDM. "Pelatihan kerja di Jerman banyak diinvestasikan swasta. Angkanya mencapai 70-an persen dari total investasi SDM di Jerman," kata dia.
Untuk itu ia juga berharap, perusahaan/industri swasta di Indonesia dapat meningkatkan perannya dalam investasi SDM. Salah satunya dengan meningkatkan akses dan mutu pelatihan di pusat pelatihan yang dimiliki tiap perusahaan/industri.
"Pemerintah Indonesia berharap pihak swasta di tanah air terlibat aktif sebagaimana keterlibatan aktif pihak swasta di Jerman," ujar Bambang.
Kerja sama ini juga meliputi pembuatan kurikulum pelatihan dan pelatihan untuk pelatih. "Jadi nanti kita akan medatangkan ahli dari Jerman ke BLK (Balai Latihan Kerja) kita," paparnya.
Kementerian Ketenagakerjaan saat ini memiliki 17 BLK yang pengoperasiannya berada di bawah Kementerian Ketenagakerjaan. Dari 17 BLK itu, baru tiga BLK yang mendatangkan ahli dari Jerman, yaitu BBPLK Serang, Bekasi, dan Bandung.
Pewarta: Aubrey Fanani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: