BBPOM temukan takjil mengandung boraks di Manado
31 Mei 2018 15:12 WIB
Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Riau melakukan uji laboratorium sampel panganan untuk berbuka di Pekanbaru, Riau, Minggu (4/6/2017). Petugas menguji 33 sampel dan menemukan mie, es cendol dan jenis makanan lainya yang menggunakan bakso mengandung zat berbahaya seperti formalin dan boraks. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Manado (ANTARA News) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado menemukan jajanan takjil yang mengandung boraks di pasar tradisional Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Kamis.
"Kami menemukan kue Panekuk yang biasa dijadikan makanan takjil berbuka puasa di Pasar Bersehati Manado mengandung boraks," kata Kepala BBPOM Manado Rustyawati setelah sidak pasar tradisonal di Manado, Kamis.
Rustyawati mengatakan barang bukti sudah disita dan tidak bisa dijual lagi ke masyarakat.
"Dengan tegas kami mengimbau kepada penjual agar jangan menggunakan boraks dalam produk pangan karena sangat berbahaya," katanya.
Selain itu, katanya, ditemukan bakso menggunakan boraks di Pasar Pinasungkulan Manado, dan segera diamankan karena tidak layak edar.
Ia mengatakan melalui inspensi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Pemprov Sulut bersama bank Indonesia (BI) dan instansi terkait lainnya, BBPOM mengambil 60 sampel makanan dan ditemukan hanya dua yang mengandung formalin.
"Untuk mie basah sudah negatif penggunaan boraks," katanya.
Selama bulan Ramadhan ini, ia intens melakukan pengawasan dan pemeriksaan semua bahan pangan di Sulut.
"Selama ini juga dilakukan pemeriksaan ke semua pasar tradisional maupun swalayan," katanya.
Kepala Biro Perekonomian Sulut Frangky Manumpil mengatakan pihaknya akan memberikan teguran tertulis kepada produsen yang menggunakan bahan berbahaya boraks tersebut.
"BBPOM akan cari solusi untuk mengganti bahan alternatif lainnya yang bisa digunakan dalam makanan," katanya.
"Kami menemukan kue Panekuk yang biasa dijadikan makanan takjil berbuka puasa di Pasar Bersehati Manado mengandung boraks," kata Kepala BBPOM Manado Rustyawati setelah sidak pasar tradisonal di Manado, Kamis.
Rustyawati mengatakan barang bukti sudah disita dan tidak bisa dijual lagi ke masyarakat.
"Dengan tegas kami mengimbau kepada penjual agar jangan menggunakan boraks dalam produk pangan karena sangat berbahaya," katanya.
Selain itu, katanya, ditemukan bakso menggunakan boraks di Pasar Pinasungkulan Manado, dan segera diamankan karena tidak layak edar.
Ia mengatakan melalui inspensi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Pemprov Sulut bersama bank Indonesia (BI) dan instansi terkait lainnya, BBPOM mengambil 60 sampel makanan dan ditemukan hanya dua yang mengandung formalin.
"Untuk mie basah sudah negatif penggunaan boraks," katanya.
Selama bulan Ramadhan ini, ia intens melakukan pengawasan dan pemeriksaan semua bahan pangan di Sulut.
"Selama ini juga dilakukan pemeriksaan ke semua pasar tradisional maupun swalayan," katanya.
Kepala Biro Perekonomian Sulut Frangky Manumpil mengatakan pihaknya akan memberikan teguran tertulis kepada produsen yang menggunakan bahan berbahaya boraks tersebut.
"BBPOM akan cari solusi untuk mengganti bahan alternatif lainnya yang bisa digunakan dalam makanan," katanya.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: