Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kehilangan cendekiawan mutidimensi sekaligus ekonomi penganut demokrasi koperasi Dawam Rahardjo yang meninggal dunia pada Rabu (30/5) karena sakit.

"Dawam Rahardjo adalah sosok yang mengusung bahwa demokrasi ekonomi itu manifestasinya ya koperasi," kata Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses) Suroto di Jakarta, Kamis.

Para penggerak ekonomi koperasi, kata Suroto, kehilangan sosok penganut konsep koperasi sebagai konsep post kapitalisme dan post revolusioner.

Oleh karena itu, ia menyampaikan duka cita yang amat mendalam atas kepergian Dawam untuk selamanya dan menyebut Indonesia telah kehilangan guru bangsa.

"Bahkan beliau begitu yakin abad 21 ini harusnya menjadi abad koperasi," katanya.

Dawam yang pernah menulis soal aliran-aturan pemikiran pembangunan koperasi di Indonesia itu dianggap Suroto sebagai seorang penguji pemikiran sekaligus pemikir demokrasi ekonomi yang terang.

"Benang merah pemikirannya tentang demokrasi ekonomi sangat tegas. Beliau juga adalah sedikit dari ekonom yang mau menggali pemikiran konsep ekonomi dengan dasar pijak ilmiah dan kontekstual dengan persoalan bangsa," katanya.

Dawam Rahardjo menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Rabu malam sekitar pukul 21.55 WIB karena sakit.

Ekonom, budayawan, pengusaha, cendekiawan, aktivis LSM, pemikir Islam, sekaligus penafsir tersebut diketahui beberapa kali menjalani perawatan intensif di rumah sakit lantaran komplikasi penyakit yang dideritanya; diabetes, gangguan jantung, dan stroke.

Baca juga: KPAI menyebut Dawam Raharjo sebagai intelektual yang mumpuni

Baca juga: Dawam di mata Muhammadiyah: intelektual progresif

Baca juga: Dawam Rahardjo dan Wirid