IPC optimistis soal IPO saham IKT
30 Mei 2018 19:03 WIB
Truk pengangkut mobil baru melintas di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Senin (12/3/2018). Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor kendaraan niaga dapat meningkat dan menembus hingga 35 ribu unit pada 2018 dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 27 ribu unit. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - IPC (Indonesia Port Corporation) optimistis pelepasan saham PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) melalui penawaran umum saham perdana (IPO) mendapat tanggapan positif investor.
PT IKT selaku salah satu anak perusahaan IPC mempunyai prospek yang sangat menjanjikan, di tengah meningkatnya industri otomotif di Tanah Air.
"Hampir semua ekspor impor produk otomotif di Indonesia memanfaatkan terminal kendaraan IKT, karena IKT adalah satu-satunya perusahaan yang mengelola terminal komersial, yang memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan di Indonesia. Ini membuat IKT akan terus tumbuh menjadi salah satu terminal kendaraan terbesar dan modern di Asia, bahkan dunia,” kata Direktur Utama IPC atau Pelindo II, Elvyn G. Masassya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
PT IKT menggelar penawaran awal atau bookbuilding pada 24 Mei hingga 22 Juni 2018. Harga penawaran umum saham perdana (IPO) akan ditetapkan pada 25 Juni 2018, sementara pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018.
Elvyn menjelaskan, Indonesia adalah negara dengan penjualan mobil terbesar ke-17 di dunia dan nomor satu di Asean. Secara produksi, Indonesia ada di peringkat ke-18 dunia, dan nomor dua di ASEAN.
PT IKT menyediakan jasa terminal yang disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang. Perseroan mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun.
PT IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan pada 2022 nanti. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.
Pada 2017, PT IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 miliar dari Rp 133,4 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp 208,6 miliar dari Rp 164,5 miliar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp 130,1 miliar dari Rp 98,4 miliar.
Baca juga: Dukung tol laut IPC kebut digitalisasi pelabuhan
PT IKT selaku salah satu anak perusahaan IPC mempunyai prospek yang sangat menjanjikan, di tengah meningkatnya industri otomotif di Tanah Air.
"Hampir semua ekspor impor produk otomotif di Indonesia memanfaatkan terminal kendaraan IKT, karena IKT adalah satu-satunya perusahaan yang mengelola terminal komersial, yang memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan di Indonesia. Ini membuat IKT akan terus tumbuh menjadi salah satu terminal kendaraan terbesar dan modern di Asia, bahkan dunia,” kata Direktur Utama IPC atau Pelindo II, Elvyn G. Masassya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
PT IKT menggelar penawaran awal atau bookbuilding pada 24 Mei hingga 22 Juni 2018. Harga penawaran umum saham perdana (IPO) akan ditetapkan pada 25 Juni 2018, sementara pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018.
Elvyn menjelaskan, Indonesia adalah negara dengan penjualan mobil terbesar ke-17 di dunia dan nomor satu di Asean. Secara produksi, Indonesia ada di peringkat ke-18 dunia, dan nomor dua di ASEAN.
PT IKT menyediakan jasa terminal yang disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang. Perseroan mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun.
PT IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan pada 2022 nanti. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.
Pada 2017, PT IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 miliar dari Rp 133,4 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp 208,6 miliar dari Rp 164,5 miliar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp 130,1 miliar dari Rp 98,4 miliar.
Baca juga: Dukung tol laut IPC kebut digitalisasi pelabuhan
Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: