Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat sebesar 92,58 poin, Rabu, meskipun pada awalnya sempat melemah mengikuti trend yang terjadi di pasar regional.

IHSG BEI ditutup menguat 57,27 poin atau 0,94 persen menjadi 6.011,06, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 14,18 poin (1,45 persen) menjadi 963,48.

Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, Rabu, mengatakan, IHSG awalnya dibuka di zona merah mengikuti pergerakan bursa-bursa regional Asia yang telah dibuka di zona merah sebelumnya.

Hal tersebut, lanjutnya, merespon krisis politik yang terjadi di Italia, apalagi para pelaku pasar khawatir terkait dengan wacana mundurnya Italia dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Quitaly andaikan krisis politik tersebut masih berlanjut.

Namun demikian, IHSG perlahan-lahan menguat karena para pelaku pasar sangat antusias menanti hasil keputusan RDG BI yang pada akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 bps ke level 4,75 persen.

"Lantas, ketika efeknya positif membawa IHSG menuju ke zona positif, sepertinya para pelaku pasar mengambil profit taking sehingga menyebabkan IHSG pada akhirnya ditutup di zona negatif," ujar Nafan.

Frekuensi perdagangan di BEI hari ini mencapai 527.869 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,121 miliar lembar saham senilai Rp10,36 triliun. Sebanyak 162 saham naik, 228 saham menurun, dan 127 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Di bursa regional, indeks Nikkei-225 bursa Tokyo turun 339,91 poin (1,52 persen) ke 22.018,52, indeks Hang Seng bursa Hong Kong turun 427,79 poin (1,4 persen) ke 30.056,79, dan indeks Straits Times Singapura melemah 74,53 poin (2,12 persen) ke posisi 3.443,95.

Baca juga: Indeks BEI melemah dalam bayang kecemasan pasar