XBlockchain siap gelar pertemuan internasional di Bali
30 Mei 2018 14:19 WIB
(Kiri-kanan) Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia Steven Suhadi, salah satu pendiri XBlockchain Constantin Papadimitriou, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Blockchain Indonesia Yos Ginting saat konferensi pers XBlockchain Summit di Jakarta, Rabu (30/5/2018). (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Jakarta (ANTARA News) - Organisasi yang bergerak di bidang promosi teknologi blockchain, XBlockchain, siap menggelar pertemuan berskala mancanegara XBlockchain Summit di Bali pada Oktober 2018.
"Bisa menjadi tempat bagi pelaku blockchain, minimal di Asia Tenggara, untuk berkumpul di Indonesia untuk bertukar pikiran, inovasi," kata salah satu pendiri XBlockchain, Constantin Papadimitriou, saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Pertemuan yang akan digelar pada 9-10 Oktober ini akan menampilkan lebih dari 40 sesi, 70 pembicara dan menargetkan seribu peserta dari 30 negara partisipan.
Pertemuan ini dijadwalkan untuk membahas implementasi terkini dari blockchain dan agar teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk membuat perubahan dalam berbagai organisasi, termasuk sektor pemerintahan, institusi finansial, kesehatan, rantai pasokan hingga internet of things (IoT).
Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia, Steven Suhadi, dalam acara yang sama, berpendapat bahwa pemakaian teknologi ini di Tanah Air tergolong berada di tahap awal sehingga membutuhkan edukasi ke pemerintah, perusahaan rintisan maupun mahasiswa.
Di Indonesia, sektor yang sudah memakai teknologi blockchain antara lain perpajakan, masih ada potensi untuk dikembangkan ke bidang lain misalnya rantai pasokan dan sistem pembayaran.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, yang juga hadir dalam acara tersebut, berpendapat sektor industri kreatif akan mendapatkan manfaat dari perkembangan dunia digital, terutama dari solusi yang ditawarkan oleh blockchain.
"Kami dari Bekraf selalu terbuka untuk mengeksplorasi cara-cara baru utnuk memperlancar fungsi koordinasi dengan para pelaku ekonomi kreatif dan koordinasi anta instansi pemerintah agar lebih efisien dan efektif. Tentu saja dengan adanya potensi yang cukup terbuka untuk mengadopsi teknologi blockchain ini lebih luas," kata dia.
"Bisa menjadi tempat bagi pelaku blockchain, minimal di Asia Tenggara, untuk berkumpul di Indonesia untuk bertukar pikiran, inovasi," kata salah satu pendiri XBlockchain, Constantin Papadimitriou, saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Pertemuan yang akan digelar pada 9-10 Oktober ini akan menampilkan lebih dari 40 sesi, 70 pembicara dan menargetkan seribu peserta dari 30 negara partisipan.
Pertemuan ini dijadwalkan untuk membahas implementasi terkini dari blockchain dan agar teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk membuat perubahan dalam berbagai organisasi, termasuk sektor pemerintahan, institusi finansial, kesehatan, rantai pasokan hingga internet of things (IoT).
Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia, Steven Suhadi, dalam acara yang sama, berpendapat bahwa pemakaian teknologi ini di Tanah Air tergolong berada di tahap awal sehingga membutuhkan edukasi ke pemerintah, perusahaan rintisan maupun mahasiswa.
Di Indonesia, sektor yang sudah memakai teknologi blockchain antara lain perpajakan, masih ada potensi untuk dikembangkan ke bidang lain misalnya rantai pasokan dan sistem pembayaran.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, yang juga hadir dalam acara tersebut, berpendapat sektor industri kreatif akan mendapatkan manfaat dari perkembangan dunia digital, terutama dari solusi yang ditawarkan oleh blockchain.
"Kami dari Bekraf selalu terbuka untuk mengeksplorasi cara-cara baru utnuk memperlancar fungsi koordinasi dengan para pelaku ekonomi kreatif dan koordinasi anta instansi pemerintah agar lebih efisien dan efektif. Tentu saja dengan adanya potensi yang cukup terbuka untuk mengadopsi teknologi blockchain ini lebih luas," kata dia.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: