Malang (ANTARA News) - Jagung ungu hasil penelitian dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang, Arifin Nur Sugiharto mendapatkan apresiasi dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, bahkan diminta untuk dikembangkan lebih luas.
Peneliti jagung ungu atau Brawijaya Purple Sweet F1 Hybrid, Arifin Nur Sugiharto di Malang, Rabu mengatakan penelitian untuk menemukan varietas jagung baru tersebut dilakukan sejak 2009. "Benih jagung untuk varietas baru ini asli Indonesia (lokal)," katanya di Malang, Jawa Timur.
Ia mengemukakan varietas jagung hasil penelitiannya itu masih termasuk baru. Hanya saja, produksi jagung tersebut masih sangat terbatas, yakni 25 kilogram dan harganya pun cukup mahal karena benihnya juga mahal. Harga jual jagung ungu tersebut per kilogram Rp10 ribu.
Arifin menjelaskan benih yang dibutuhkan untuk setiap hektarenya hanya 15 kilogram. Sedangkan produktivitasnya mencapai 7-8 ton per hektare. Hanya saja, lahan tanaman jagung untuk penelitian ini masih sebatas di Malang dan Batu.
Menyinggung tantangan Menteri Pertanian Andi Amran Sualiman agar varietas jagung ungu tersebut dikembangkan lebih luas dan akan dibantu pendanaan, Arifin mengaku siap untuk mengembangkan di atas lahan 100 hektare.
Untuk pendanaan, lanjutnya, sesuai saran dari Menteri Pertanian, akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). "Kami akan upayakan menggandeng banyak pihak agar bisa mengembangkan secara maksimal, sebab keistimewaan jagung ungu ini memiliki kandungan antosianin cukup tinggi dan mampu melancarkan peredaran darah," tuturnya.
Arifin mengaku kaget ketika Menteri Pertanian tersebut langsung membeli jagung hasil penelitiannya dan meminta untuk dikembangkan lebih luas agar produksinya juga tinggi, apalagi harga jagung saat ini sudah mulai bagus, bahkan produksi jagung petani sudah ada yang diekspor.
Akhir pekan lalu, saat meninjau pameran produk pertanian di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tertarik dengan produk jagung ungu dan jagung hasil penelitian Arifin itu langsung dibeli denagn harapan bisa diproduksi lebih banyak di atas lahan yang luas.
"Brawijaya luar biasa. Produk penelitianya ada yang langsung kami beli, terutama jagung ungu dan pupuk yang juga hasil penelitian dosen kampus ini. Untuk jagung ungu ini saya baru melihatnya. Salah satu yang bisa mengubah dunia pertanian ke depan adalah akademisi, antara lain hasil-hasil penellitian dari kampus, termasuk UB," kata Amran.
Selain jagung ungu, Menten juga melakukan kontrak pembelian pupuk hasil penelitian dosen Fakultas Pertanian UB, yakni pupuk yang mampu meningkatkan produksi padi hingga 50 persen.
Baca juga: Universitas Brawijaya kembangkan durian Bontang
Jagung ungu Universitas Brawijaya diminati Mentan
30 Mei 2018 08:06 WIB
Universitas Brawijaya (ub.ac.id)
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: