Unhas gandeng Kodam tangkal radikalisme
29 Mei 2018 22:29 WIB
Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Agus Surya Bakti memberi keterangan terkait pelemparan bom di Polsek Bontoala Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/1/2018). (ANTARA/Yusran Uccang )
Makassar (ANTARA News) - Universitas Hasanuddin (Unhas) menggandeng Kodam XIV Hasanuddin dalam upaya menangkal radikalisme yang dikhawatirkan dapat menyasar dunia kampus untuk melakukan perekrutan pengalihan ideologi bangsa.
"Guna mengantisipasi hal itu, maka kami bekerja sama dengan seluruh aparat keamanan termasuk Kodam Hasanuddin untuk menangkal paham-paham radikal itu, " kata Seketraris Unhas Prof Nasaruddin Salam di Makassar, Selasa.
Di sela acara berbuka puasa bersama di Rujab Pangdam XIV Hasanuddin, Nasaruddin mengatakan pihaknya selama ini terus berkoordinasi dengan pihak keamanan, kalaupun ada terindikasi paham radikal, akan disampaikan secepatnya dengan melakukan pendekatan.
Selain itu, pihak Kampus Unhas terus menggelar kegiatan positif dengan melakukan pengajian dan shalat berjamaan dua kali sebulan termasuk memberikan pendekatan ideologi kebangsaan kepada mahasiswa.
"Langkah antisipasinya adalah kita banyak program pengembangan karakter, di mana dilibatkan banyak kegiatan positif. Kalaupun ada terindikasi paham radikal, maka pertama kita lakukan pendekatan, sebab di kampus juga berlaku tata tertib dan kode etik mahasiswa," beber dia.
Meskipun nanti dilakukan pendekatan-pendekatan lantas masih terindikasi paham tersebut dengan melakukan aktivitas menyimpang, tentu akan diputuskan melalui Komisi Displin kampus untuk memberikan pembinaan hingga paling tegas adalah pemecatan.
Menurut dia, pembinaan di Unhas sudah terstruktur mulai dari Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, sampai pada jurusannya, dan sejauh ini pembinaan mahasiswa telah berjalan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berkecimpung dalam kelembangaan.
Pada kesempatan itu Panglima Kodam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengatakan sejauh ini belum terdeteksi adanya paham-paham radikal yang berjejaring di kampus Unhas.
"Meskipun demikian, pengawasan anggota TNI dan aparat keamanan lainnya di kampus tetap dilakukan," ujarnya.
Antisipasi yang dijalankan aparat keamanan, lanjut suami Bella Saphira ini, tetap pada pengawasan dan pemantauan keseharian mahasiswa serta memberikan pencerahan kepada mahasiswa bagaimana menyelesaikan pendidikan yang benar sesuai waktunya.
"Justru pendekatan pencegahan sejak awal diberikan sebelum terjadi, makanya harus diantisipasi jangan sampai terpengaruh hal-hal lain, salah satunya paham radikal," paparnya kepada wartawan.
Meskipun belum terdeteksi adanya paham radikal yang berkembang di kampus, kata Pangdam, namun tetap diantisipasi karena penyebaran paham radikal tersebut tidak kelihatan secara kasat mata.
"Indikasi susah sekarang kita lihat. Maka dari itu kita semua sama-sama melihat serta melakukan pendekatan terhadap pihak-pihak yang mengganggu adik-adik kita dan menjaga mereka sebagai andalan bangsa ini ke depan," ungkap Agus.
"Guna mengantisipasi hal itu, maka kami bekerja sama dengan seluruh aparat keamanan termasuk Kodam Hasanuddin untuk menangkal paham-paham radikal itu, " kata Seketraris Unhas Prof Nasaruddin Salam di Makassar, Selasa.
Di sela acara berbuka puasa bersama di Rujab Pangdam XIV Hasanuddin, Nasaruddin mengatakan pihaknya selama ini terus berkoordinasi dengan pihak keamanan, kalaupun ada terindikasi paham radikal, akan disampaikan secepatnya dengan melakukan pendekatan.
Selain itu, pihak Kampus Unhas terus menggelar kegiatan positif dengan melakukan pengajian dan shalat berjamaan dua kali sebulan termasuk memberikan pendekatan ideologi kebangsaan kepada mahasiswa.
"Langkah antisipasinya adalah kita banyak program pengembangan karakter, di mana dilibatkan banyak kegiatan positif. Kalaupun ada terindikasi paham radikal, maka pertama kita lakukan pendekatan, sebab di kampus juga berlaku tata tertib dan kode etik mahasiswa," beber dia.
Meskipun nanti dilakukan pendekatan-pendekatan lantas masih terindikasi paham tersebut dengan melakukan aktivitas menyimpang, tentu akan diputuskan melalui Komisi Displin kampus untuk memberikan pembinaan hingga paling tegas adalah pemecatan.
Menurut dia, pembinaan di Unhas sudah terstruktur mulai dari Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, sampai pada jurusannya, dan sejauh ini pembinaan mahasiswa telah berjalan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berkecimpung dalam kelembangaan.
Pada kesempatan itu Panglima Kodam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengatakan sejauh ini belum terdeteksi adanya paham-paham radikal yang berjejaring di kampus Unhas.
"Meskipun demikian, pengawasan anggota TNI dan aparat keamanan lainnya di kampus tetap dilakukan," ujarnya.
Antisipasi yang dijalankan aparat keamanan, lanjut suami Bella Saphira ini, tetap pada pengawasan dan pemantauan keseharian mahasiswa serta memberikan pencerahan kepada mahasiswa bagaimana menyelesaikan pendidikan yang benar sesuai waktunya.
"Justru pendekatan pencegahan sejak awal diberikan sebelum terjadi, makanya harus diantisipasi jangan sampai terpengaruh hal-hal lain, salah satunya paham radikal," paparnya kepada wartawan.
Meskipun belum terdeteksi adanya paham radikal yang berkembang di kampus, kata Pangdam, namun tetap diantisipasi karena penyebaran paham radikal tersebut tidak kelihatan secara kasat mata.
"Indikasi susah sekarang kita lihat. Maka dari itu kita semua sama-sama melihat serta melakukan pendekatan terhadap pihak-pihak yang mengganggu adik-adik kita dan menjaga mereka sebagai andalan bangsa ini ke depan," ungkap Agus.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: