Menpora lepas kirab sarana pujabakti Waisak Borobudur
29 Mei 2018 13:24 WIB
Biksu melakukan ritual doa pagi Waisak 2018 di Candi Borobudur, Magelang, Jateng, DI Yogyakarta, Selasa (29/5/2018). Doa pagi yang diikuti oleh sejumlah biksu dan umat Budha itu menjadi rangkaian Tri Hari Suci Waisak 2018 atau 2562 BE yang mengangkat tema "Transformasikan Kesadaran Delusi Menjadi Kesadaran Murni. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Magelang (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi melepas kirab berbagai sarana pujabakti Waisak 2018 oleh ribuan umat Buddha bersama para biksu dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa siang.
Pelepasan prosesi kirab oleh Menteri Nahrawi secara simbolis dengan menggunakan bendera, sedangkan barisan terdepan kirab antara lain Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia Siti Hartati Murdaya, Direktur Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Supriyadi, dan Ketua Walubi Jateng David Hermanjaya, para pimpinan Walubi, dan pemuka umat Buddha lainnya.
Sebelumnya, Menteri Nahrawi dengan didampingi Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono meninjau satu demi satu barisan kirab yang dijaga secara saksama, antara lain oleh jajaran kepolisian, TNI, dan anggota Banser.
Ribuan masyarakat umum menyaksikan di tepi jalan yang dilalui umat dan para biksu yang kirab sepanjang sekitar tiga kilometer dari Candi Mendut menuju Candi Agung Borobudur.
Petugas kepolisian di berbagai tempat mengatur pengalihan arus lalu lintas umum di sepanjang jalur tersebut.
Barisan lainnya dalam kirab berbagai sarana pujabakti dalam rangkaian puncak Trisuci Waisak 2018, seperti kendaraan hias pembawa api dharma, air berkah, kitab suci Tripitaka, reliq Sang Buddha.
Selain itu, mobil hias berbentuk kapal yang ditumpangi sejumlah biksu berusia tua yang di sepanjang jalan kirab itu mereka memercikkan air berkah dan menebarkan bunga mawar warna merah dan putih.
Puluhan orang lainnya dalam kirab yang meriah itu mengusung sejumlah tandu berupa gunungan hasil bumi
Selain itu, berbagai barisan umat yang membawa puluhan bendera Merah Putih, bendera Walubi, dan bendera berbagai sangha Walubi, barisan pemain marching band, dan sejumlah umat lainnya yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, barisan umat Buddha dari berbagai sangha Walubi, ratusan pemuda buddhis dari berbagai negara di ASEAN dan beberapa negara sahabat lainnya, serta sekelompok kesenian rakyat.
Nahrawi mengatakan perayaan Waisak di Candi Mendut dan Candi Borobudur oleh umat Buddha berlangsung dalam suasana damai, indah, dan mengagumkan umat manusia.
"Di karnaval ini kita lihat, semua rukun, damai, dan `Merah Putih` di bawah Pancasila," ujarnya.
Ia meminta para pemuda buddhis dari berbagai negara di ASEAN yang ikut merayakan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur mengabarkan kepada dunia bahwa Indonesia menjadi tempat belajar perdamaian dan toleransi bagi masyarakat dunia.
Ia mengemukakan bahwa perayaan Waisak 2018 yang dilakukan umat Buddha membawa pesan perdamaian bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
"Damai di hati, damai di bumi, damai di segala jagat raya. Semoga semua makhluk berbahagia," katanya.
Hari Waisak jatuh pada Selasa, pukul 21.19.13 WIB, di mana umat Buddha bersama para biksu selama beberapa saat melakukan meditasi di pelataran Candi Borobudur.
Pada Hari Trisuci Waisak, umat Buddha merayakan tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Sidharta Gautama, Buddha Gautama mendapatkan penerangan sempurna, dan Sang Buddha parinibana atau mangkat.
Baca juga: Umat Buddha prosesi waisak Mendut-Borobudur
Baca juga: Umat Budhha lakukan kirab menuju Borobudur
Pelepasan prosesi kirab oleh Menteri Nahrawi secara simbolis dengan menggunakan bendera, sedangkan barisan terdepan kirab antara lain Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia Siti Hartati Murdaya, Direktur Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Supriyadi, dan Ketua Walubi Jateng David Hermanjaya, para pimpinan Walubi, dan pemuka umat Buddha lainnya.
Sebelumnya, Menteri Nahrawi dengan didampingi Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono meninjau satu demi satu barisan kirab yang dijaga secara saksama, antara lain oleh jajaran kepolisian, TNI, dan anggota Banser.
Ribuan masyarakat umum menyaksikan di tepi jalan yang dilalui umat dan para biksu yang kirab sepanjang sekitar tiga kilometer dari Candi Mendut menuju Candi Agung Borobudur.
Petugas kepolisian di berbagai tempat mengatur pengalihan arus lalu lintas umum di sepanjang jalur tersebut.
Barisan lainnya dalam kirab berbagai sarana pujabakti dalam rangkaian puncak Trisuci Waisak 2018, seperti kendaraan hias pembawa api dharma, air berkah, kitab suci Tripitaka, reliq Sang Buddha.
Selain itu, mobil hias berbentuk kapal yang ditumpangi sejumlah biksu berusia tua yang di sepanjang jalan kirab itu mereka memercikkan air berkah dan menebarkan bunga mawar warna merah dan putih.
Puluhan orang lainnya dalam kirab yang meriah itu mengusung sejumlah tandu berupa gunungan hasil bumi
Selain itu, berbagai barisan umat yang membawa puluhan bendera Merah Putih, bendera Walubi, dan bendera berbagai sangha Walubi, barisan pemain marching band, dan sejumlah umat lainnya yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, barisan umat Buddha dari berbagai sangha Walubi, ratusan pemuda buddhis dari berbagai negara di ASEAN dan beberapa negara sahabat lainnya, serta sekelompok kesenian rakyat.
Nahrawi mengatakan perayaan Waisak di Candi Mendut dan Candi Borobudur oleh umat Buddha berlangsung dalam suasana damai, indah, dan mengagumkan umat manusia.
"Di karnaval ini kita lihat, semua rukun, damai, dan `Merah Putih` di bawah Pancasila," ujarnya.
Ia meminta para pemuda buddhis dari berbagai negara di ASEAN yang ikut merayakan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur mengabarkan kepada dunia bahwa Indonesia menjadi tempat belajar perdamaian dan toleransi bagi masyarakat dunia.
Ia mengemukakan bahwa perayaan Waisak 2018 yang dilakukan umat Buddha membawa pesan perdamaian bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
"Damai di hati, damai di bumi, damai di segala jagat raya. Semoga semua makhluk berbahagia," katanya.
Hari Waisak jatuh pada Selasa, pukul 21.19.13 WIB, di mana umat Buddha bersama para biksu selama beberapa saat melakukan meditasi di pelataran Candi Borobudur.
Pada Hari Trisuci Waisak, umat Buddha merayakan tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Sidharta Gautama, Buddha Gautama mendapatkan penerangan sempurna, dan Sang Buddha parinibana atau mangkat.
Baca juga: Umat Buddha prosesi waisak Mendut-Borobudur
Baca juga: Umat Budhha lakukan kirab menuju Borobudur
Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: