Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyerukan perdamaian dan toleransi pada kegiatan International Conference on ASEAN Buddhist Youth (ICABY) di Yogyakarta, 27 -30 Mei 2018 sebagai rangkaian peringatan Hari Waisak.

"Konferensi ini sekiranya mampu menstimulan pemuda untuk turut andil dalam mengokohkan fondasi toleransi dan perdamaian dunia. Selain itu, secara tidak langsung juga dapat membantu merubah stigma negatif pascakejadian terorisme beberapa pekan lalu, bahwa Indonesia terkendali dan mereka dapat beribadah serta menimba ilmu dengan aman," kata Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Faisal Abdullah dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi konferensi bukan tanpa alasan yaitu kota ini dikenal mempunyai beragam potensi budaya, keragaman agama, kota toleran dan penuh dengan keramahan. Yogyakarta juga disebut kota pelajar, karena kualitas pendidikan, ratusan perguruan tinggi dan universitas yang megah dan berkualitas.

Deputi mengungkapkan, Indonesia juga merupakan negara paling heterogen di dunia. Sebuah negara kepulauan yang dihuni sekitar 1.340 etnis, 6 agama, dan ada lebih dari 2.500 bahasa yang digunakan. Karena itu, Indonesia terus membangun dialog antar peradaban, dialog antar agama, dialog antar media, dialog antar generasi muda. Dengan demikian diharapkan satu sama lain makin mengenal, semakin dekat, dan akhirnya bersatu untuk memelihara perdamaian dunia.

"Saya mengajak delegasi pemuda yang hadir dalam acara ini dari belahan berbagai negara untuk terus mendorong dan melakukan perubahan untuk terciptanya perdamaian di kawasan ASEAN dan dunia. Perdamaian tidak akan bisa dicapai secara instan. Untuk mencapainya perlu perkembangan dan proses berkelanjutan. Toleransi antar umat beragama dikalangan anak muda ASEAN perlu kita terus tingkatkan dengan saling menghargai perbedaan," kata Faisal saat membuka ICABY di Auditorium UGM Yogyakarta, Minggu.

Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono dan perwakilan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta turut memberikan sambutan pembukaan konferensi internasional ini.

Dalam upaya menjaga perdamaian dan toleransi tersebut tidak hanya dilakukan Kemenpora melalui agenda formal konferensi seperti diskusi, seminar, Focus Group Discussion(FGD), dan public lecture saja. Peserta juga akan dilibatkan dalam ibadah Hari Raya Waisak yang diselenggarakan Walubi di Candi Borobudur. Seperti diketahui, perayaan Hari Raya Waisak yang diselenggarakan di Candi Borobudur sudah menjadi agenda tahunan sejak 1953.

"Hal ini akan memberikan pengalaman dan membuka wawasan baru bagi peserta mancanegara untuk merasakan ibadah di negara yang mayoritas memeluk agama Islam," kata Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda, Hamka Hendra Noer.

Peserta kegiatan ICABY sendiri terdiri dari pemuda-pemuda Buddha yang berasal dari ASEAN dan 15 negara non ASEAN seperti Jepang, Afghanistan, India, Tajikistan, Azerbaijan, Madagaskar, Korea Selatan, Kazakhstan, Pakistan, Turki, Ukraina, Algeria, Bangladesh, Polandia, Slovakia. Selain perwakilan dari ASEAN dan 15 negara non ASEAN, peserta juga dihadiri oleh perwakilan pemuda-pemuda Buddha terbaik dari 34 provinsi.

"Peserta terpilih merupakan hasil seleksi ketat kami dan pihak panitia selama kurang lebih dua bulan. Hal ini dikarenakan, peserta wajib melampirkan proyek sosial dan esai mengenai perdamaian dan toleransi dengan harapan mereka mampu mengimplementasikan proyek sosial yang mereka ajukan tersebut baik melalui youth centreatau di lingkungan tempat tinggalnya," kata Hamka menjelaskan.