Kemenperin dorong peningkatan investasi-ekspor sektor manufaktur
27 Mei 2018 00:43 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih (knan) serta Bupati Bantul Suharsono (kiri) meninjau stan pameran Zaki Nutrindo yang memproduksi makanan dari emping melinjo pada Pameran Industri Kreatif 2018 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian terus aktif mendorong peningkatan nilai investasi dan ekspor terutama sektor manufaktur yang diyakini mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya gencar menarik para investor industri dalam dan luar negeri agar menambah penanaman modalnya di Indonesia, baik itu bentuk investasi baru maupun perluasan usaha atau ekspansi.
"Investasi ini kami harapkan dapat memperkuat struktur industri di Tanah Air dan bisa menjadi substitusi bahan baku impor," kata Airlangga.
Menurut dia, melalui penanaman modal, manufaktur membawa multiplier effect pada perekonomian nasional seperti penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, dan penerimaan negara dari ekspor.
Kemenperin mencatat investasi sektor industri manufaktur sepanjang kuartal I tahun 2018 mencapai Rp62,7 triliun. Realisasi ini terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp21,4 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar 3,1 miliar dolar AS.
Sektor industri logam, mesin, dan elektronik menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp22,7 triliun.
Baca juga: Menperin sebut investasi manufaktur Indonesia tertinggi di ASEAN
Baca juga: Industri 4.0 pacu manufaktur padat karya berorientasi ekspor
Baca juga: ARTIKEL - Reformasi 20 tahun dan struktur ekonomi Indonesia
Sementara itu, rata-rata pertumbuhan investasi di sektor industri pada periode tahun 2011-2017, untuk PMA tumbuh hingga 19,2 persen, sementara PMDN tumbuh sebesar 17,1 persen.
"Rata-rata kontribusi investasi (PMA dan PMDN) di sektor industri selama enam tahun belakangan tersebut, mencapai 45,8 persen dari total nilai investasi di Indonesia," kata Airlangga.
Menurut dia, upaya menarik minat investasi asing menjadi salah satu dari 10 langkah prioritas nasional dalam memasuki era revolusi industri keempat sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal ini dapat mendorong transfer teknologi kepada perusahaan lokal.
Untuk meningkatkan investasi, Indonesia akan secara aktif melibatkan perusahaan manufaktur global, memilih 100 perusahaan manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang menarik dan berdialog dengan pemerintah asing untuk kolaborasi tingkat nasional.
Sejumlah strategi yang telah dilakukan guna menggenjot investasi sektor industri adalah melakukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas fiskal seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk impor barang modal atau bahan baku.
Kemenperin pun telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai terobosan fasilitas insentif baru bagi kegiatan investasi dalam bentuk super deductible tax untuk industri yang melakukan kegiatan litbang dan vokasi serta pengurangan PPh bagi industri padat karya yang mampu menyerap lebih dari 1000 orang.
Pada kuartal I/2018, industri manufaktur mencatatkan nilai ekspor sebesar 32 miliar dolar AS atau naik 4,5 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar 30,6 miliar dolar AS.
Adapun tiga sektor manufaktur dengan nilai ekspor terbesar pada kuartal I/2018, yaitu industri makanan yang mencapai 7,42 miliar dolar AS, industri logam dasar 3,68 miliar dolar AS, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 3,25 miliar dolar AS.
Negara tujuan ekspor manufaktor antara lain Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, India, dan Singapura. Beberapa waktu lalu, sejumlah produk industri manufaktur Indonesia diekspor secara langsung (direct call) ke Amerika Serikat dengan menggunakan kapal kontainer berukuran besar dengan nilai mencapai 11,98 juta dolar AS.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya gencar menarik para investor industri dalam dan luar negeri agar menambah penanaman modalnya di Indonesia, baik itu bentuk investasi baru maupun perluasan usaha atau ekspansi.
"Investasi ini kami harapkan dapat memperkuat struktur industri di Tanah Air dan bisa menjadi substitusi bahan baku impor," kata Airlangga.
Menurut dia, melalui penanaman modal, manufaktur membawa multiplier effect pada perekonomian nasional seperti penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, dan penerimaan negara dari ekspor.
Kemenperin mencatat investasi sektor industri manufaktur sepanjang kuartal I tahun 2018 mencapai Rp62,7 triliun. Realisasi ini terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp21,4 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar 3,1 miliar dolar AS.
Sektor industri logam, mesin, dan elektronik menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp22,7 triliun.
Baca juga: Menperin sebut investasi manufaktur Indonesia tertinggi di ASEAN
Baca juga: Industri 4.0 pacu manufaktur padat karya berorientasi ekspor
Baca juga: ARTIKEL - Reformasi 20 tahun dan struktur ekonomi Indonesia
Sementara itu, rata-rata pertumbuhan investasi di sektor industri pada periode tahun 2011-2017, untuk PMA tumbuh hingga 19,2 persen, sementara PMDN tumbuh sebesar 17,1 persen.
"Rata-rata kontribusi investasi (PMA dan PMDN) di sektor industri selama enam tahun belakangan tersebut, mencapai 45,8 persen dari total nilai investasi di Indonesia," kata Airlangga.
Menurut dia, upaya menarik minat investasi asing menjadi salah satu dari 10 langkah prioritas nasional dalam memasuki era revolusi industri keempat sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal ini dapat mendorong transfer teknologi kepada perusahaan lokal.
Untuk meningkatkan investasi, Indonesia akan secara aktif melibatkan perusahaan manufaktur global, memilih 100 perusahaan manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang menarik dan berdialog dengan pemerintah asing untuk kolaborasi tingkat nasional.
Sejumlah strategi yang telah dilakukan guna menggenjot investasi sektor industri adalah melakukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas fiskal seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk impor barang modal atau bahan baku.
Kemenperin pun telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai terobosan fasilitas insentif baru bagi kegiatan investasi dalam bentuk super deductible tax untuk industri yang melakukan kegiatan litbang dan vokasi serta pengurangan PPh bagi industri padat karya yang mampu menyerap lebih dari 1000 orang.
Pada kuartal I/2018, industri manufaktur mencatatkan nilai ekspor sebesar 32 miliar dolar AS atau naik 4,5 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar 30,6 miliar dolar AS.
Adapun tiga sektor manufaktur dengan nilai ekspor terbesar pada kuartal I/2018, yaitu industri makanan yang mencapai 7,42 miliar dolar AS, industri logam dasar 3,68 miliar dolar AS, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 3,25 miliar dolar AS.
Negara tujuan ekspor manufaktor antara lain Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, India, dan Singapura. Beberapa waktu lalu, sejumlah produk industri manufaktur Indonesia diekspor secara langsung (direct call) ke Amerika Serikat dengan menggunakan kapal kontainer berukuran besar dengan nilai mencapai 11,98 juta dolar AS.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: