Kawasan puncak Gunung Merapi tertutup kabut
26 Mei 2018 11:43 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan asap terlihat di Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (25/5/2018) dini hari. Menurut data yang dihimpun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Gunung Merapi saat ini memasuki fase awal erupsi magmatig, ditandai dengan munculnya pijar awan berwarna merah di kawah saat letusan freatik yang terjadi pada Kamis (24/5/2018) dini hari. (ANTARA /Aloysius Jarot Nugroho)
Magelang (ANTARA News) - Kawasan puncak Gunung Merapi selama dua hari terakhir tertutup kabut sehingga tidak bisa teramati secara visual, sedangkan para petugas pengamat di sejumlah pos tetap waspada dengan mengandalkan pemantauan melalui berbagai perangkat.
"Tidak nampak secara visual karena tertutup kabut, sejak kemarin (25/5) siang sampai pagi ini (sekitar pukul 10.30 WIB)," kata petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Ngepos Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Heru Suparwoko di Magelang, Sabtu.
Ia menyebut berdasarkan pengamatan melalui perangkat di pos setempat yang berjarak sekitar 11 kilometer barat daya puncak Gunung Merapi, aktivitas kegempaan minim dan tidak terjadi letusan sebagaimana beberapa hari terakhir.
Status aktivitas Gunung Merapi hingga saat ini "waspada" sejak dinaikkan dari "normal" oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta pada Senin (21/5) menjelang tengah malam, setelah terjadi beberapa kali letusan freatik sejak Jumat (11/5).
Baca juga: PVMBG ungkapkan status Gunung Merapi waspada
"Rekomendasinya masih sama, `waspada`. Kita selalu waspada suatu saat kemungkinan yang terjadi terulang lagi," katanya.
Masyarakat sekitar Pos Ngepos Srumbung pada Sabtu pagi juga beraktivitas secara normal meskipun tetap diminta waspada terhadap kemungkinan perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
Petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Jrakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Yulianto juga mengatakan, sejak Jumat (25/5) puncak Gunung Merapi tertutup kabut cukup tebal sehingga tidak bisa dipantau secara visual.
"Sejak kemarin (25/5) tertutup kabut tebal. Kami tetap waspada," katanya.
Akan tetapi, ujar dia, pada Sabtu sekitar pukul 05.00-08.00 WIB kawasan puncak Gunung Merapi terlihat secara visual namun asap sulvatara tidak teramati.
Ia menyebut hasil pengamatan secara seismik sebagai "landai"
Hampir setiap hari, ujarnya, sejumlah warga mendatangi Pos Jrakah untuk menanyakan secara langsung kepada petugas tentang perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
"Setiap hari ada warga datang, ada juga dari komunitas atau tim relawan, tim siaga desa. Mereka menanyakan aktivitas Merapi terkini dan berkoordinasi," ujarnya.
Petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Babadan Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Triyono juga mengatakan bahwa kawasan puncak gunung berapi yang pada 2010 mengalami letusan eksplosif itu, sejak Jumat (25/5) hingga Sabtu pagi tertutup kabut tebal.
Ia mengaku bersama petugas lain tetap meningkatkan kewaspadaan terkait dengan perkembangan aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini.
Baca juga: Gunung Merapi kembali meletus Kamis pagi
"Sama, dari Pos Babadan ini puncak Merapi juga tertutup kabut," katanya.
Di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang sejak Jumat (25/5) malam hingga Sabtu pagi, tidak tampak secara visual Gunung Merapi karena kawasan setempat tertutup kabut tebal.
Pada Sabtu sekitar pukul 07.00 WIB turun hujan gerimis selama beberapa saat di kawasan itu, sedangkan aktivitas masyarakat setempat normal meskipun tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan terjadinya peningkatan aktivitas Merapi.
Baca juga: BPPTKG: Perilaku Merapi hampir sama pascaletusan 1872
"Tidak nampak secara visual karena tertutup kabut, sejak kemarin (25/5) siang sampai pagi ini (sekitar pukul 10.30 WIB)," kata petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Ngepos Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Heru Suparwoko di Magelang, Sabtu.
Ia menyebut berdasarkan pengamatan melalui perangkat di pos setempat yang berjarak sekitar 11 kilometer barat daya puncak Gunung Merapi, aktivitas kegempaan minim dan tidak terjadi letusan sebagaimana beberapa hari terakhir.
Status aktivitas Gunung Merapi hingga saat ini "waspada" sejak dinaikkan dari "normal" oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta pada Senin (21/5) menjelang tengah malam, setelah terjadi beberapa kali letusan freatik sejak Jumat (11/5).
Baca juga: PVMBG ungkapkan status Gunung Merapi waspada
"Rekomendasinya masih sama, `waspada`. Kita selalu waspada suatu saat kemungkinan yang terjadi terulang lagi," katanya.
Masyarakat sekitar Pos Ngepos Srumbung pada Sabtu pagi juga beraktivitas secara normal meskipun tetap diminta waspada terhadap kemungkinan perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
Petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Jrakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Yulianto juga mengatakan, sejak Jumat (25/5) puncak Gunung Merapi tertutup kabut cukup tebal sehingga tidak bisa dipantau secara visual.
"Sejak kemarin (25/5) tertutup kabut tebal. Kami tetap waspada," katanya.
Akan tetapi, ujar dia, pada Sabtu sekitar pukul 05.00-08.00 WIB kawasan puncak Gunung Merapi terlihat secara visual namun asap sulvatara tidak teramati.
Ia menyebut hasil pengamatan secara seismik sebagai "landai"
Hampir setiap hari, ujarnya, sejumlah warga mendatangi Pos Jrakah untuk menanyakan secara langsung kepada petugas tentang perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
"Setiap hari ada warga datang, ada juga dari komunitas atau tim relawan, tim siaga desa. Mereka menanyakan aktivitas Merapi terkini dan berkoordinasi," ujarnya.
Petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Babadan Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Triyono juga mengatakan bahwa kawasan puncak gunung berapi yang pada 2010 mengalami letusan eksplosif itu, sejak Jumat (25/5) hingga Sabtu pagi tertutup kabut tebal.
Ia mengaku bersama petugas lain tetap meningkatkan kewaspadaan terkait dengan perkembangan aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini.
Baca juga: Gunung Merapi kembali meletus Kamis pagi
"Sama, dari Pos Babadan ini puncak Merapi juga tertutup kabut," katanya.
Di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang sejak Jumat (25/5) malam hingga Sabtu pagi, tidak tampak secara visual Gunung Merapi karena kawasan setempat tertutup kabut tebal.
Pada Sabtu sekitar pukul 07.00 WIB turun hujan gerimis selama beberapa saat di kawasan itu, sedangkan aktivitas masyarakat setempat normal meskipun tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan terjadinya peningkatan aktivitas Merapi.
Baca juga: BPPTKG: Perilaku Merapi hampir sama pascaletusan 1872
Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: