Pertamina pastikan pasokan BBM Kalsel aman pascakebakaran kapal tanker
25 Mei 2018 09:32 WIB
Petugas PMK mencoba memadamkan api yang membakar Kapal Tanker Self Propelled Oil Barge (SPOB) Srikandi di Jetty 3 Terminal BBM Banjarmasin di perairan Barito Kalimantan Selatan, Jumat (25/5/2018) dinihari. (ANTARAFOTO/Herry Murdy Hermawan)
Banjarmasin (ANTARA News) - PT Pertamina memastikan pasokan BBM Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tetap aman pascaterbakarnya Kapal "Self Propelled Oil Barge" (SPOB) Srikandi pada Jumat dini hari sekitar pukul 02:00 Wita.
Region Manager Communication dan CSR Pertamina Kalimantan Yudy Nugraha mengatakan begitu kapal terbakar, Pertamina langsung mengantisipasi agar kebakaran ini tidak mempengaruhi kondisi pasokan BBM, di terminal BBM yang merupakan pasokan utama BBM Banjarmasin dan sekitarnya.
Menurut dia, stok BBM yang tersedia di terminal Banjarmasin saat ini sebanyak 9.143.000 liter terdiri dari 4,6 juta liter Solar, 225 ribu liter Pertamina Dex, 530 ribu liter Premium, 373 ribu liter Pertamax, 3.515.000 liter Pertalite.
Pasokan berikutnya sudah tiba hari ini, Jumat (25/5) berupa produk solar sebanyak 1.824.000 liter, premium 2.957.000 liter dan Pertamax 2.058.000 liter.
"Pada Jumat sore hari ini juga, direncanakan suplai solar berikutnya sebanyak 5.453.000 liter akan tiba," katanya.
Pengiriman BBM akan dilakukan pada hari ini, dari Terminal BBM Kotabaru sebanyak 2,7 juta liter Premium, 600 ribu liter Pertamax dan 2,4 juta liter Pertalite dan diperkirakan tiba di Terminal BBM Banjarmasin.
Baca juga: Kapal tanker Pertamina di Banjarmasin terbakar
Pada dua hari selanjutnya, Minggu (27/5), pengiriman juga akan dilakukan pada hari yang sama untuk produk solar sebanyak 3,7 juta liter dari Kilang Balikpapan.
Terminal BBM Banjarmasin adalah salah satu suplai utama point BBM di Kalimantan Selatan yang memiliki 106 SPBU.
Supply point Kalimantan Selatan lainnya adalah terminal BBM Kotabaru dengan kapasitas tangki 70 juta liter ditambah floating storage berkapasitas 85 juta liter.
Menurut Yudi, kebakaran Self Propelled Oil Barge (SPOB) Srikandi terjadi pukul 02.00 wita dinihari dan telah padam pukul 04.00 wita di jetty 3 Terminal BBM Banjarmasin. Tidak ada korban jiwa. Semua ABK ditemukan dalam keadaan selamat.
Kondisi Terminal BBM aman dan dilakukan proses pendinginan untuk mencegah api menjalar dari kapal ke Terminal BBM.
"Untuk keselamatan, jetty 3 saat ini tidak dioperasikan, namun jetty 1 beroperasi secara normal," katanya.
Kapal tanker PT Pertamina Srikandi yang sedang sandar di dermaga Sungai Barito Muara Kuin Banjarmasin terbakar pada Jumat sekitar pukul 02:00 Wita dini hari.
Menurut Kapten Kapal tugboat atau kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver, KM Rimau PDT 208, Sapri Eko yang pada saat kejadian berada di lokasi mengatakan, pagi itu, tiba-tiba sungai penuh dengan api.
"Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya, tiba-tiba kapal tanker itu, terbakar, dan tumpahan minyak memenuhi alur sungai," katanya.
Saat masih terkejut melihat kapal yang terbakar itu, tambah dia, tidak lama kemudian tercium bau menyengat dari sungai, dan dalam waktu sesaat, sungai pun penuh dengan api.
"Tidak lama kemudian, api pun menyambar beberapa kapal, termasuk kapal saya, Rimau, yang tambat cukup jauh dari lokasi terjadinya kebakaran kapal Pertamina tersebut," katanya.
Menurut dia, tumpahan minyak yang dibawa arus sungai, menyebabkan penyebaran api cukup cepat terjadi.
"Sungai tiba-tiba penuh dengan api dan langsung menyambar beberapa kapal yang lokasinya cukup jauh dari kapal Pertamina tersebut," katanya.
Baca juga: Nahkoda : api berasal dari belakang kapal tanker
Region Manager Communication dan CSR Pertamina Kalimantan Yudy Nugraha mengatakan begitu kapal terbakar, Pertamina langsung mengantisipasi agar kebakaran ini tidak mempengaruhi kondisi pasokan BBM, di terminal BBM yang merupakan pasokan utama BBM Banjarmasin dan sekitarnya.
Menurut dia, stok BBM yang tersedia di terminal Banjarmasin saat ini sebanyak 9.143.000 liter terdiri dari 4,6 juta liter Solar, 225 ribu liter Pertamina Dex, 530 ribu liter Premium, 373 ribu liter Pertamax, 3.515.000 liter Pertalite.
Pasokan berikutnya sudah tiba hari ini, Jumat (25/5) berupa produk solar sebanyak 1.824.000 liter, premium 2.957.000 liter dan Pertamax 2.058.000 liter.
"Pada Jumat sore hari ini juga, direncanakan suplai solar berikutnya sebanyak 5.453.000 liter akan tiba," katanya.
Pengiriman BBM akan dilakukan pada hari ini, dari Terminal BBM Kotabaru sebanyak 2,7 juta liter Premium, 600 ribu liter Pertamax dan 2,4 juta liter Pertalite dan diperkirakan tiba di Terminal BBM Banjarmasin.
Baca juga: Kapal tanker Pertamina di Banjarmasin terbakar
Pada dua hari selanjutnya, Minggu (27/5), pengiriman juga akan dilakukan pada hari yang sama untuk produk solar sebanyak 3,7 juta liter dari Kilang Balikpapan.
Terminal BBM Banjarmasin adalah salah satu suplai utama point BBM di Kalimantan Selatan yang memiliki 106 SPBU.
Supply point Kalimantan Selatan lainnya adalah terminal BBM Kotabaru dengan kapasitas tangki 70 juta liter ditambah floating storage berkapasitas 85 juta liter.
Menurut Yudi, kebakaran Self Propelled Oil Barge (SPOB) Srikandi terjadi pukul 02.00 wita dinihari dan telah padam pukul 04.00 wita di jetty 3 Terminal BBM Banjarmasin. Tidak ada korban jiwa. Semua ABK ditemukan dalam keadaan selamat.
Kondisi Terminal BBM aman dan dilakukan proses pendinginan untuk mencegah api menjalar dari kapal ke Terminal BBM.
"Untuk keselamatan, jetty 3 saat ini tidak dioperasikan, namun jetty 1 beroperasi secara normal," katanya.
Kapal tanker PT Pertamina Srikandi yang sedang sandar di dermaga Sungai Barito Muara Kuin Banjarmasin terbakar pada Jumat sekitar pukul 02:00 Wita dini hari.
Menurut Kapten Kapal tugboat atau kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver, KM Rimau PDT 208, Sapri Eko yang pada saat kejadian berada di lokasi mengatakan, pagi itu, tiba-tiba sungai penuh dengan api.
"Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya, tiba-tiba kapal tanker itu, terbakar, dan tumpahan minyak memenuhi alur sungai," katanya.
Saat masih terkejut melihat kapal yang terbakar itu, tambah dia, tidak lama kemudian tercium bau menyengat dari sungai, dan dalam waktu sesaat, sungai pun penuh dengan api.
"Tidak lama kemudian, api pun menyambar beberapa kapal, termasuk kapal saya, Rimau, yang tambat cukup jauh dari lokasi terjadinya kebakaran kapal Pertamina tersebut," katanya.
Menurut dia, tumpahan minyak yang dibawa arus sungai, menyebabkan penyebaran api cukup cepat terjadi.
"Sungai tiba-tiba penuh dengan api dan langsung menyambar beberapa kapal yang lokasinya cukup jauh dari kapal Pertamina tersebut," katanya.
Baca juga: Nahkoda : api berasal dari belakang kapal tanker
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: