Kuningan (ANTARA News) - Bendungan Kuningan di Jawa Barat memiliki volume tampung total sebesar 25,9 juta meter kubik,Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di lokasi Bendungan Kuningan, Jumat.

Bendungan yang berlokasi di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat itu nantinya akan melayani dua daerah irigasi di dua Kabupaten, yakni Daerah Irigasi (DI) Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektar dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektar.
"Progress-nya kini telah mencapai sekitar 80 persen dan ditargetkan rampung akhir 2018," kata Menteri PUPR Basuki.
Dia mengungkapkan bahwa bendungan Kuningan merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun Kementerian PUPR pada periode 2015-2019 untuk mendukung ketahanan pangan dan air sebagai Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Basuki mengatakan

Biaya pembangunan bendungan yang membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok senilai Rp491,4 miliar yang tertuang pada nilai kontrak awal.
Basuki mengungkapkan pekerjaannya telah dimulai sejak 2013 oleh PT Wijaya Karya - PT Brantas Abipraya KSO selaku kontraktor pelaksana.
"Karena penandatangan kontraknya sudah sejak 2013 dan sempat terhenti karena permasalahan lahan," jelas Menteri Basuki.
Basuki mengungkapkan permasalahan lahan ini karena sebagaian besar kawasan perhutani.

"Misalnya ini 200 ha, maka harus ganti seluas 200 ha di wilayah lain. Kalau kebijakan itu diteruskan pasti tidak ada pembangunan infrastruktur. Nah, di jaman Pak Jokowi-JK diubah tidak diganti tapi dipinjam pakai," jelasnya.
Bendungan tipe urugan dengan panjang puncak 229 m dan dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 218,42 meter tersebut akan diisi air (impounding) pada awal 2019.

Baca juga: Hari ini Presiden Jokowi akan tinjau pembangunan Bendungan Kuningan