Magelang (ANTARA News) - Khawatir dengan peningkatan aktivitas Gunung Merapi, puluhan siswa SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang tinggal di lereng gunung api tersebut lebih memilih bermalam di sekolahnya selama tes penilaian akhir tahun (PAT).

Guru SMP Muhammadiyah 2 Sawangan Ahmad Taufik di Magelang, Kamis, menyampaikan prihatin terhadap para siswanya yang tinggal di lereng Gunung Merapi yang saat ini aktivitasnya sedang meningkat.

"Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak sekolah meminta mereka untuk bermalam di sekolah selama berlangsung PAT," katanya.

Ia menyebutkan mereka yang bermalam di sekolah tersebut tinggal di daerah yang jaraknya cukup dekat dengan puncak Merapi, antara lima hingga enam kilometer, yakni di Tlogolele, Karang, dan Stabelan.

"Kami dari pihak sekolah sangat prihatin dan kami peduli pada anak-anak untuk memberikan rasa aman, rasa tidak terbebani khususnya selama berlangsung PAT ini, sehingga pada saat tes ini anak-anak tidak merasa was-was sehingga bisa belajar dengan tidak ada rasa ketakutan dan bisa konsentrasi," katanya.

Ia menuturkan dalam beberapa hari terakhir anak-anak dari Tlogolele jika berangkat dan pulang sekolah selalu terkena dampak abu vulkanik yang bisa mengganggu kesehatan.

"Tujuan kami hanya sederhana, bagaimana mengamankan PAT 2018 dan anak-anak bisa aman, bisa konsentrasi dan mudah-mudahan tidak ada apa-apa dan tidak terjadi kondisi yang lebih berat dan prestasi anak tetap terjaga.

Ia mengatakan yang terdampak langsung sebenarnya ada 30 anak dari Tlogolele, Stabelan, Karang, dan Sengi. Mereka adalah kelas VII dan VIII.

"Prioritas kami sekarang ini mangamankan anak-anak yang tinggal di radius lima hingga selapan kilometer dario puncak Merapi. Mereka bermalam di sekolah dan semua kebutuhan dicukupi sekolah dan yang lebih penting malamnya bisa belajar dengan tenang," katanya.

Ia menyampaikan anak-anak kemarin mengeluh tidak belajar karena khawatir dengan kondisi Merapi yang dalam beberapa hari terakhir terjadi letusan freatik.

Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Dila Ardiani menyampaikan terima kasih bisa bermalam di sekolah selama PAT.

"Kalau di rumah cukup cemas dan tidak bisa konsentrasi belajar, karena beberapa kali sebelum terjadi letusan freatik keluar suara gemuruh dari perut gunung," katanya.