Pemerintah salurkan bantuan ke desa terdampak Merapi
24 Mei 2018 19:19 WIB
Dokumentasi Sejumlah warga tiba di barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (24/5/2018). Gunung Merapi meletus pada pukul 02.56 WIB dengan durasi empat menit dan tinggi kolom 6000 meter. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Boyolali (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali menyalurkan sejumlah bantuan untuk warga di Desa Tlogolele Kecamatan Selo, Kamis, akibat dampak bencana alam Gunung Merapi yang berstatus waspada.
Desa Tlogolele Selo Kabupaten Boyolali yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III atau berjarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak tersebut sempat terjadi pengungsian sebanyak 362 jiwa ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) desa setempat yang berjarak sekitar tujuh km dari puncak.
Namun, Pemerintah melalui BPBD Provinsi Jateng bersama Boyolali segera bergerak sigap menanggapi bencana alam tersebut telah mengirimkan bantuan untuk kebutuhan pengungsi di Boyolali.
Sekretaris Daerah Pemkab Boyolali Sri Ardiningsih didampingi Kepala BPBD setempat Bambang Sinungharjo bersama jajarannya langsung menyalurkan bantuan ke TPPS Desa Tlogolele untuk membantu kebutuhan para pengungsi.
Menurut Sri Ardiningsih adanya tambahan bantuan logistik untuk masyarakat di lereng Gunung Merapi, sehingga mereka tetap aman dan tidak perlu khawatir lagi sisi kebutuhan hidup.
Dikatakannya semua sudah dipersiapkan jika nantinya menghadapi kondisi Gunung Merapi terus mengalami peningkatan aktivitasnya, karena bencana itu, tidak bisa diprediksi.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu informasi yang pasti yakni dari jajaran pemerintah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan dibuatnya Posko dan grup `WhatsApp` (WA), sehingga dimohon tidak mempercayai berita yang tidak akurat, darimana sumbernya," kata Sri Ardiningsih menegaskan.
Kepala Desa Tlogolele Widodo menyambut baik dengan adanya bantuan dari pemerintah baik provinsi maupun daerah yang diberikan ini sebagai salah satu langkah mengantisipasi segala sesuatunya. sehingga harapannya semua bisa berjalan sesuai dengan yang telah dipersiapkan.
"Bantuan ini, sebagai upaya untuk mengantisipasi apabila terjadi letusan, mengingat sebelumnya saat terjadi bencana, warga sempat panik dan langsung berlarian ke TPPS ini, katanya.
Menurut dia, bantuan yang terdiri dari berbagai macam logistik makanan, berbagai macam peralatan dapur, peralatan makan, kesehatan, tikar dan lain sebagainya sudah dipersiapkan untuk warga pengungsi jika erupsi Merapi terjadi.
Kepala Dusun Stabelan Desa Tlogolele Boyolali, Maryanto mengatakan, dusunnya memang yang terdekat dari puncak Merapi saat terjadi letusan yang pertama ada sebanyak 362 warga mengungsi karena panik dan trauma kejadian pada 2010.
"Kami warga Dusun Stabelan ada 444 jiwa, dan sudah membentuk Tim Siaga Desa untuk melakukan ronda malam memantau jika terjadi erupsi Merapi," katanya.
Desa Tlogolele Selo Kabupaten Boyolali yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III atau berjarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak tersebut sempat terjadi pengungsian sebanyak 362 jiwa ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) desa setempat yang berjarak sekitar tujuh km dari puncak.
Namun, Pemerintah melalui BPBD Provinsi Jateng bersama Boyolali segera bergerak sigap menanggapi bencana alam tersebut telah mengirimkan bantuan untuk kebutuhan pengungsi di Boyolali.
Sekretaris Daerah Pemkab Boyolali Sri Ardiningsih didampingi Kepala BPBD setempat Bambang Sinungharjo bersama jajarannya langsung menyalurkan bantuan ke TPPS Desa Tlogolele untuk membantu kebutuhan para pengungsi.
Menurut Sri Ardiningsih adanya tambahan bantuan logistik untuk masyarakat di lereng Gunung Merapi, sehingga mereka tetap aman dan tidak perlu khawatir lagi sisi kebutuhan hidup.
Dikatakannya semua sudah dipersiapkan jika nantinya menghadapi kondisi Gunung Merapi terus mengalami peningkatan aktivitasnya, karena bencana itu, tidak bisa diprediksi.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu informasi yang pasti yakni dari jajaran pemerintah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan dibuatnya Posko dan grup `WhatsApp` (WA), sehingga dimohon tidak mempercayai berita yang tidak akurat, darimana sumbernya," kata Sri Ardiningsih menegaskan.
Kepala Desa Tlogolele Widodo menyambut baik dengan adanya bantuan dari pemerintah baik provinsi maupun daerah yang diberikan ini sebagai salah satu langkah mengantisipasi segala sesuatunya. sehingga harapannya semua bisa berjalan sesuai dengan yang telah dipersiapkan.
"Bantuan ini, sebagai upaya untuk mengantisipasi apabila terjadi letusan, mengingat sebelumnya saat terjadi bencana, warga sempat panik dan langsung berlarian ke TPPS ini, katanya.
Menurut dia, bantuan yang terdiri dari berbagai macam logistik makanan, berbagai macam peralatan dapur, peralatan makan, kesehatan, tikar dan lain sebagainya sudah dipersiapkan untuk warga pengungsi jika erupsi Merapi terjadi.
Kepala Dusun Stabelan Desa Tlogolele Boyolali, Maryanto mengatakan, dusunnya memang yang terdekat dari puncak Merapi saat terjadi letusan yang pertama ada sebanyak 362 warga mengungsi karena panik dan trauma kejadian pada 2010.
"Kami warga Dusun Stabelan ada 444 jiwa, dan sudah membentuk Tim Siaga Desa untuk melakukan ronda malam memantau jika terjadi erupsi Merapi," katanya.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: