Mukomuko (ANTARA News) - Keberadaan sambal lokan sebagai kuliner warisan turun-temurun di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, ternyata tidak hanya diminati masyarakat setempat tetapi juga warga luar daerah, terutama saat Ramadhan.

Seorang pemilik usaha sambal lokan di Kabupaten Mukomuko Oswari di Mukomuko, Kamis, mengatakan sambal lokan atau dalam bahasa daerah itu "samba lokan" diminati oleh warga dari sejumlah provinsi yang ada di Indonesia.

"Pembeli sambal lokan ini berasal dari berbagai provinsi, yakni dari Kota Bengkulu, Jakarta, Palu, Lampung, Surabaya, Padang dan berbagai provinsi lain," ujarnya.

Ia menyatakan, meskipun pengirimannya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari perjalanan darat, tetapi sambal lokan ini tidak rusak karena Sambal Lokan ini bisa bertahan selama 10 hari di luar kulkas.

Di dalam kulkas menu berbahan dasar kerang ini bisa bertahan selama lebih dari 10 hari.

Baca juga: ANTARA Doeloe : Pemuda Belanda rindu sambal terasi

Ia mengatakan, pada hari biasa tempat usahanya itu rutin memproduksi sebanyak 20 kilogram makanan yang rasanya mirip rendang itu. Saat bulan puasa sekarang ini tempat usahanya memproduksi sebanyak 40 kilogram per hari, atau meningkat 100 persen.

Sedangkan harga sambal lokan di tempat usahanya itu sejak dua tahun terakhir ini sebesar Rp140.000 per kilogram, atau mengalami kenaikan Rp20.000 per kg.

Harga jual sambal lokan mengalami kenaikan karena pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Meskipun harganya mengalami kenaikan dibandingan sebelumnya, namun tidak mempengaruhi minat warga dari dan luar daerah itu untuk membeli menu tradisional itu.

Kuliner khas daerah masih tetap diminati oleh konsumen karena rasa makanan itu dari dulu sampai sekarang masih tetap sama.

Rasa samba lokan itu tetap sama karena cara pengolahan dan memasak kuliner warisan turun-temurun tersebut tidak berubah dari dulu hingga sekarang menggunan cara tradisional, yakni dimasak menggunakan kayu bakar.

Baca juga: Rupa sambal sebelum cabai hadir di Indonesia

Sedangkan proses pembuatannya tergolong rumit. Lokan atau kerang kecil yang masih hidup direndam selama 24 jam untuk menghilangkan lumpur dan pasir.

Setelah lokan direbus, kemudian dipisahkan kulit dengan isi. Lalu isinya dicuci dengan air bersih selama empat kali pencucian.

Selanjutnya lokan yang sudah bersih dikukus, kemudian dikeringkan selama tiga jam.

Sedangkan bumbu yang digunakan untuk memasaknya, cabe, santan murni, garam, penyedap rasa, rempah-rempah, bawang merah, bawang putih, gula aren, daun salam, daun serai, daun kunyit dan daun jeruk purut.

Sambal lokan hanya bisa ditemui di Kabupaten Mukomuko karena kerang lokannya hanya terdapat di daerah itu.

Baca juga: Sambal indonesia disukai di Rusia