Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah sebesar 48 poin menjadi Rp14.179 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.131 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan bahwa sentimen mengenai hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang kondusif menjadi salah satu faktor yang mendorong dolar AS kembali diminati pelaku pasar.

"Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia, dengan meredanya tensi hubungan dagang AS-Tiongkok akan menjaga perekonomian negara itu," katanya.

Ia menambahkan terlepas dari meredanya tensi hubungan dagang dua negara itu, dolar AS juga didukung oleh berlanjutnya kenaikan imbal hasil obligai Amerika Serikat bertenor 10 tahun yang di atas 3 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, ekspektasi untuk kenaikan suku bunga The Fed juga turut menjadi penopang bagi dolar AS. The Fed menunjukkan keyakinan bahwa inflasi dapat mencapai target 2 persen. Inflasi merupakan salah satu indikator bagi The Fed untuk menaikan suku bunga.

"Investor saat ini masih mencari lebih banyak petunjuk untuk rencana The Fed terkait suku bunganya," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (23/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.192 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.178 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah ke Rp14.196