Putussibau, Kalbar (ANTARA News) - Kepala Bandara Pangsuma Putussibau, Hariyanto mengatakan pihaknya selalu melakukan pengawasan terhadap harga tiket pesawat, sebab salah satu faktor kenaikan harga tiket pesawat secara signifikan bisa dikarenakan adanya permainan marketing maskapai penerbangan.
"Beberapa waktu lalu memang harga tiket pesawat rute Putussibau - Pontianak mengalami kenaikan, namun belum melampaui ambang atas sesuai ketentuan," kata Hariyanto kepada Antara, di Putussibau Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Selasa.
Ia menjelaskan terkait tiket pesawat pihak bandara hanya sekedar melakukan pengawasan, jangan sampai harga tiket pesawat diatas ambang atas yang sudah ditetapkan.
Menurut Hariyanto, untuk harga tiket penerbangan rute Putussibau - Pontianak ambang bawah sebesar Rp300 ribu, sedangkan ambang atas sebesar Rp1.305.000.
"Apabila ada yang menjual tiket melampaui ambang atas maka maskapai tersebut bisa dikenakan sanksi diantaranya pembekuan rute penerbangan," tegas Hariyanto.
Dikatakan Hariyanto, saat ini Bandara Pangsuma Putussibau memiliki tiga maskapai penerbangan rute Putussibau - Pontianak dan sebaliknya Pontianak - Putussibau yaitu Nam Air, Garuda dan Wins Air.
Lebih lanjut, dia menyampaikan untuk menghadapi Hari Raya Idul Fitri mendatang penerbangan Putussibau - Pontianak dan sebaliknya akan dilakukan empat kali dalam sehari.
Adapun jadwal penerbangan rencananya yaitu Nam Air akan melayani perebangan pukul 09.00 WIB dan pukul 11.30 WIB, sedangkan untuk Garuda pada pukul 12.30 WIB dan untuk Wings Air rencananya pada pukul 13.45 WIB.
"Selama ini tidak ada lonjakan penumpang, karena masih bisa terlayani oleh maskapai yang tersedia, tetapi kami secara terselubung kami tetap mengawasi penjualan tiket pesawat jangan sampai melampaui ambang atas yang ditetapkan," tegas Hariyanto.
Bandara Pangsuma: harga tiket pesawat naik "permainan" marketing maskapai
22 Mei 2018 18:54 WIB
Bandar Udara Pangsuma Putussibau, Kapuas Hulu wilayah Kalimantan Barat. (Antaranews/Timotius)
Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: