Manado (ANTARA News) - Ketua MPR, Zulkifli Hasan, mengemukakan, maju-tidaknya suatu bangsa tergantung kemampuan para pemimpinnya mengelola potensi yang ada.
"Suatu bangsa bisa maju atau tidak, akan tergantung yang 'ngurus'. Kalau 'ngurus'-nya benar, akan bisa maju," kata Hasan, di Universitas Sam Ratulangi, di Manado, Sulawesi Utara, Selasa.
Ia mengatakan, potensi suatu bangsa atau negara berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia. Yang terpenting adalah kemampuan mengelola sumber daya manusia agar berkualitas.
Contoh Singapura tidak memiliki sawah dan pertambangan tetapi bisa maju. Bisa pula dibandingkan pendapatan perkapita Korsel dengan Korut.
"Jadi tergantung bagaimana 'ngurus'-nya," katanya.
Yang terpenting, kata dia, pendidikan dan ilmu pengetahuan dimiliki warganya, juga nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, serta tidak kalah penting dalam kemajuan bangsa adalah keberanian termasuk berani ambil inisiatif.
Pada sisi lain, kemajuan sebuah bangsa dan negara adalah identitas kebangsaan. "Kalau identitas kebangsaan kita tidak diketahui, alamat bangsa kehilangan identitas," katanya.
Ia mengatakan, identitas kebangsaan harus dipahami. Kalau masyarakat kehilangan identitas, maka kehilangan jati diri dan berbahaya bagi masa depan bangsanya.
Kalau masyarakat kehilangan identitas kebangsaan maka suatu bangsa walaupun sudah merdeka tetapi tak berdaulat. "Perkuat identitas agar tak kehilangan jati diri sebagai bangsa. Harus diperkokoh," katanya.
Ia mengatakan, menjadi pejabat juga harus kokoh keimanan dan mentalnya. Kalau keimanan dan mental tak kuat bisa jual aset dan SDA pertambangan. Akibatnya muncul kekhawatiran bahwa negara merdeka tetapi tanpa berdaulat, katanya.
Pemimpin penentu suatu bangsa maju atau mundur
22 Mei 2018 12:03 WIB
Ketua MPR, Zulkifli Hasan. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Guma)
Pewarta: Sri Muryono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: