Karachi (ANTARA News) - Warga kota terbesar di Pakistan, Karachi, pada Senin (21/5) harus mencari perlindungan saat suhu udara mencapai 44 derajat Celsius, memicu kekhawatiran penyebaran luas pitam panas selama bulan puasa.

Departemen Meteorologi Pakistan (Pakistan Meteorological Department/PMD) memperingatkan panas terik akan berlangsung sepanjang pekan ini, memperkirakan suhu siang hari antara 40 sampai 43 derajat Celsius.

"Mengingat bulan Ramadhan sedang berlangsung dan orang-orang sedang berpuasa, otoritas harus memastikan pasokan listrik dan air yang cukup," demikian pernyataan departemen itu yang dikutip AFP.

Wali Kota Karachi Waseem Akhtar menganjurkan warganya berada di dalam rumah pada siang hari guna menghindari pitam panas. Meski demikian ribuan orang masih berada di luar rumah, berkerumun di sekitar keran umum, membasahi handuk untuk menutupi kepala mereka.

Kota berpenduduk 15 juta jiwa lebih itu kerap mengalami pemadaman listrik dan ruang hijaunya sempit. Orang-orang yang tinggal di jalanan memiliki sedikit akses ke tempat perlindungan atau air minum yang aman, membuat mereka sangat berisiko kena serangan pitam panas.

Kali ini gelombang panas datang pada awal Ramadhan, ketika jutaan warga muslim Pakistan tidak makan dan minum sejak fajar hingga matahari terbenam.

Pada Juni 2015 sekitar 1.200 orang meninggal dunia saat gelombang panas melanda bagian selatan Pakistan, dengan hampir dua pertiga korban tunawisma.(kn)

Baca juga: Gelombang panas tewaskan 1.000 orang lebih di Karachi