New York (ANTARA News) - Ketegangan geopolitik mengenai Iran dan Venezuela terus mendukung pasar minyak, mendorong harga minyak mentah dunia naik pada akhir perdagangan Senin di New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchange.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juni harganya naik 0,96 dolar AS menjadi menetap di 72,24 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara patokan global, minyak mentah Brent, untuk pengiriman Juli harganya naik 0,71 dolar AS menjadi ditutup pada 79,22 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange menurut warta kantor berita Xinhua.

Kekhawatiran geopolitik bahwa sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dapat mengurangi pasokan minyak mentah negara itu telah menyebabkan harga minyak melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

Amerika Serikat mengenakan sanksi terhadap Iran setelah Presiden Donald Trump pekan lalu mengumumkan negaranya menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, perjanjian internasional penting yang ditandatangani pada 2015.

Para pedagang bertaruh tindakan tersebut akan mengurangi pasokan minyak mentah global. Beberapa analis mengatakan sanksi bisa menghapus satu juta barel per hari minyak mentah Iran dari pasar, sementara yang lain mengatakan dampaknya akan terbatas menjadi kurang dari 500.000 barel per hari.

Pasar sekarang juga mempertimbangkan kemungkinan tambahan sanksi AS terhadap Venezuela setelah pemilihan presiden negara tersebut dimenangkan oleh Presiden Nicolas Maduro.

Maduro pada Minggu (20/5) mengamankan masa jabatan enam tahun kedua dalam pemilihan presiden. Amerika Serikat secara aktif mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi minyak terhadap Venezuela, di mana produksi minyaknya telah turun sepertiga dalam dua tahun terakhir ke terendah dalam beberapa dekade.

Dalam perkembangan terkait, raksasa jasa minyak Baker Hughes melaporkan pada Jumat (18/5) bahwa jumlah rig minyak AS tetap stabil di 844 rig minggu ini setelah naik selama enam minggu berturut-turut. (UU.A026)