Gunung Merapi kembali erupsi freatik Selasa dini hari
22 Mei 2018 03:44 WIB
Dokumentasi Asap sulfatara menyelimuti Gunung Merapi pasca terjadi letusan, terlihat dari Pos Pantauan Merapi Induk Balerante, Klaten, Jawa Tengah, Senin (18/11/2013). Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Gunung Merapi meletus secara freatik (akibat meningkatnya tekanan uap air) pada Senin (18/11) pagi dengan mengeluarkan asap tebal disertai material vulkanik yang membuat beberapa daerah di Jawa Tengah mengalami hujan abu. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Sleman (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menyebutkan pascakenaikan status aktivitas Gunung Merapi menjadi waspada pada Senin (21/5) telah kembali terjadi erupsi freatik pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.47 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan erupsi freatik susulan tersebut dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat durasi 3 menit.
"Erupsi susulan tersebut juga disertai dengan suara gemuruh yang cukup keras," katanya.
Ia mengatakan, guna mencegah hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengeluarkan lima rekomendasi bagi masyarakat kawasan lereng Gunung Merapi.
"Rekomendasi tersebut meliputi kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana," katanya.
Kemudian radius tiga kilometer dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB III mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan erupsi freatik susulan tersebut dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat durasi 3 menit.
"Erupsi susulan tersebut juga disertai dengan suara gemuruh yang cukup keras," katanya.
Ia mengatakan, guna mencegah hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengeluarkan lima rekomendasi bagi masyarakat kawasan lereng Gunung Merapi.
"Rekomendasi tersebut meliputi kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana," katanya.
Kemudian radius tiga kilometer dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB III mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: