Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mendorong Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais maju sebagai calon presiden pada pemilu presiden 2019.

"Kalau melihat bagaimana ketokohan Pak Amien Rais pada perjuangan reformasi tahun 1998 dan berkaca pada pemilu Malaysia saat ini yang dimenangkan oleh Mahatir Mohammad pada usia 93 tahun, maka Pak Amien masih cocok menjadi pemimpin nasional," kata Fahri Hamzah pada kegiatan peringatan "20 Tahun Reformasi" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Menurut Fahri Hamzah, usia Amien Rais lebih muda sekitar 20 tahun dari pada Mahatir Mohammad, dan Amien Rais tampak masih lebih sehat.

Amien Rais, kata Fahri, adalah tokoh yang berjuang pada perjuangan reformasi tahun 1998 dan Amien Rais juga tokoh yang mendirikan PAN setelah keberhasilan reformasi.

"Kenapa saya menyebut nama Pak Amien, karena beliaulah tokoh yang berjuang pada era reformasi sehingga tahu betul bagaimana konsep reformasi," katanya.

Fahri juga menjelaskan, pada era perjuangan reformasi, Amien Rais berani menyuarakan wacana suksesi yakni pergantian kepemimpinan nasional.

Padahal, kata dia, kepemimpinan Presiden Soeharto saat itu masih sangat kuat, dan sangat jarang tokoh yang berani menyuarakan pergantian kepemimpinan nasional secara vokal.

"Pak Amien berani menyuarakan wacana suksesi pada forum-forum resmi," katanya.

Sementara itu, Amien Rais mengatakan, kalau dirinya disebut tokoh reformasi, sesungguhnya adalah salah satu dari banyak tokoh reformasi, karena saat itu banyak tokoh-tokoh yang tampil pada perjuangan reformasi.

"Kalau nama saya disebut tokoh reformasi, mungkin karena saya yang tampil di antara ratusan ribu mahasiswa dan menyampaikan permohohan agar Presiden Soeharto mundur dari jabatannya," katanya.
Ketua MPR Zulkifli Hasan (ketiga kiri) mengangkat tangan bersama Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan (kiri), Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (ketiga kanan) dan tokoh reformasi Amien Rais (tengah) dalam acara peringatan 20 tahun reformasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018). Kegiatan itu berlangsung guna memperingati sejarah reformasi di Indonesia. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)