Jakarta (ANTARA News) - Ekonom senior Indonesia, Rizal Ramli, meminta reformasi dituntaskan, terutama dalam hal pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) .

"Tuntutan utama Gerakan Mahasiswa dan Pro Reformasi adalah menurunkan Soeharto dan menghapuskan KKN," katanya saat orasi di acara bertajuk 20 Tahun Reformasi "Tuntaskan, Jangan dikhianati Lagi" di Gedung Joeang 45 Jakarta, Senin.

Namun, menurut menteri di beberapa kabinet ini, setelah 20 tahun reformasi KKN semakin sistemik, masif, dan menggurita. Pada dasarnya kini amanat Reformasi tentang penghapusan KKN, telah dikhianati.

"Eskalasi KKN yang semakin masif dan menggurita terjadi," kata Rizal Ramli dalam keterangannya.

"Setelah 20 tahun reformasi gagal membawa kemakmuran bagi mayoritas rakyat juga karena Indonesia menempuh Jalan Sesat Ekonomi, yaitu neoliberalisme, yang merupakan pintu masuk neokolonialisme. Akibatnya, kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan sulit dihapuskan," tambahnya.

Akibat, kata Rizal yang siap menjadi calon presiden 2019 ini, Indonesia semakin sulit untuk bangkit mengejar berbagai ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain.

"Tanggungjawab sejarah kita semua hari ini adalah menuntaskan reformasi, yaitu penghapusan KKN, membangun demokrasi yang amanah dan berkeadilan. Membuang jalan sesat ekonomi neoliberal, sehingga demokrasi dapat membawa kemakmuran dan keadilan untuk rakyat," katanya.

"Saya tegaskan kembali, saya akan mewakafkan sisa usia saya untuk mengubah Indonesia menjadi lebih makmur dan hebat. Saya juga ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berjuang bersama-sama untuk menuntaskan reformasi agar Indonesia menjadi lebih adil, makmur, dan berjaya," kata tokoh pergerakan ITB ini.