Rupiah Senin sore melemah 45 poin
21 Mei 2018 17:24 WIB
Petugas menata pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Kwitang, Jakarta. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (21/5/2018) sore, bergerak melemah sebesar 45 poin menjadi Rp14.178 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.133 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak melemah sebesar 45 poin menjadi Rp14.178 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.133 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia seiring dengan meredanya kekhawatiran pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.
"Meredanya ketegangan perdagangan mendukung aset berdenominasi dolar AS dan dapat menjadi pertanda baik bagi ekonomi AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang di atas level 3 persen untuk tenor 10 tahun juga masih menjadi salah satu faktor yang telah memicu permintaan dolar AS meningkat.
"Tingginya imbal hasil obligasi AS itu menjadi penggerak untuk permintaan dolar AS," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan dolar AS masih berada dalam area positif terhadap mata uang rupiah. Pelaku pasar diperkirakan sedang menyesuaikan kebijakan Bank Indonesia setelah menaikan BI 7-day Reverse Repo Rate.
"Pasca kenaikan tingkat suku bunga acuan, rupiah diperkirakan mencari titik keseimbangan baru," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (21/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.176 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.107 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah turun 42 poin
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia seiring dengan meredanya kekhawatiran pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.
"Meredanya ketegangan perdagangan mendukung aset berdenominasi dolar AS dan dapat menjadi pertanda baik bagi ekonomi AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang di atas level 3 persen untuk tenor 10 tahun juga masih menjadi salah satu faktor yang telah memicu permintaan dolar AS meningkat.
"Tingginya imbal hasil obligasi AS itu menjadi penggerak untuk permintaan dolar AS," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan dolar AS masih berada dalam area positif terhadap mata uang rupiah. Pelaku pasar diperkirakan sedang menyesuaikan kebijakan Bank Indonesia setelah menaikan BI 7-day Reverse Repo Rate.
"Pasca kenaikan tingkat suku bunga acuan, rupiah diperkirakan mencari titik keseimbangan baru," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (21/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.176 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.107 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah turun 42 poin
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: