Riau pertimbangkan perpanjang status siaga kebakaran hutan-lahan
21 Mei 2018 12:07 WIB
Dokumentasi petugas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru berusaha memadamkan api yang membakar semak belukar di lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Senin (14/5/2018). Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau terus berupaya untuk memadamkan kebakaran lahan untuk mencegah bencana kabut asap. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Riau mempertimbangkan memperpanjang status siaga bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang akan segera berakhir pada akhir Mei 2018 mendatang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, di Pekanbaru, Senin, menjelaskan, mereka bersama seluruh instansi terkait yang tergabung dalam satuan tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan-lahan akan melakukan rapat evaluasi. "Tanggal 25 Mei kami akan gelar evaluasi dan selanjutnya kita segera putuskan untuk perpanjangan status siaga," katanya.
Status siaga kebakaran hutan dan lahan di sana sudah diberlakukan sejak 19 Februari 2018 lalu, dan akan berakhir pada 31 Mei 2018 mendatang, karena musim kering terjadi. Tercatat lebih dari 1.800 Hektare lahan dan hutan terbakar sepanjang periode itu. "Sementara berdasaran data BMKG, saat ini kembali memasuki musim kemarau dan perlu langkah tepat untuk pencegahan dan penanggulangan," jelas Sanger.
Data yang dikeluarkan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau pada 20 Mei 2018, tercatat lebih dari 1.868,96 Hektare lahan di Riau terbakar. Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Meranti yang mencapai 896 Hektare, serta Bengkalis 345 Hektare, serta Dumai 120,75 Hektare.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, di Pekanbaru, Senin, menjelaskan, mereka bersama seluruh instansi terkait yang tergabung dalam satuan tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan-lahan akan melakukan rapat evaluasi. "Tanggal 25 Mei kami akan gelar evaluasi dan selanjutnya kita segera putuskan untuk perpanjangan status siaga," katanya.
Status siaga kebakaran hutan dan lahan di sana sudah diberlakukan sejak 19 Februari 2018 lalu, dan akan berakhir pada 31 Mei 2018 mendatang, karena musim kering terjadi. Tercatat lebih dari 1.800 Hektare lahan dan hutan terbakar sepanjang periode itu. "Sementara berdasaran data BMKG, saat ini kembali memasuki musim kemarau dan perlu langkah tepat untuk pencegahan dan penanggulangan," jelas Sanger.
Data yang dikeluarkan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau pada 20 Mei 2018, tercatat lebih dari 1.868,96 Hektare lahan di Riau terbakar. Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Meranti yang mencapai 896 Hektare, serta Bengkalis 345 Hektare, serta Dumai 120,75 Hektare.
Pewarta: Bayu Adha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: