Presidium nyatakan KAHMI peduli kemanusiaan dunia
20 Mei 2018 21:06 WIB
Arsip: Warga beraktivitas di permukiman kumuh, di kawasan Muara Angke, Jakarta, Kamis (4/1/2018). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin Ibu Kota mengalami peningkatan sebanyak 7.290 jiwa, dari 385.840 jiwa pada September 2016 menjadi 393.130 jiwa pada September 2017. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta (ANTARA News) - Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kamrusammad menegaskan kepedulian terhadap masalah kehidupan dan konflik kemanusiaan di dunia.
"Kita harus ambil sikap yang tegas dan jelas terhadap konflik kemanusiaan," kata Kamrusammad di Jakarta, Minggu.
Kamrusammad mengatakan berbagai ketimpangan kehidupan terjadi di belahan dunia seperti warga Afrika yang kelaparan, krisis kemanusiaan konflik Rohingya dan aksi teror di Indonesia.
Kamrusammad menyatakan KAHMI menggulirkan kebijakan program inspiratif seperti KAHMIPreneur yang fokus menciptakan enterpreneur muda pada bidang ekonomi.
Selain itu, KAHMI konsen terhadap pelayanan kesehatan masyarakat yang terkena dampak gizi buruk dan KAHMI Lazis berperan menghimpun potensk alumni HMI untuk mengatasi kesenjangan sosial.
Ada juga KAHMI Institute untuk mempercepat pemerataan pendidikan berkualitas dan terjangkau, serta KAHMI melayani perlindungan dan penegakkan keadilan, advokasi bagi pihak yang tertindas hukum.
Kamrusammad menjelaskan KAHMI berupaya membentuk enterpreneuership sosial dengan memanfaatkan teknis bisnis untuk mencari solusi terhadap masalah masyarakat.
"Artinya, dia telah selesai atau sudah dapat mengatasi permasalahan pribadinya sendiri, sehingga dapat menambah beban amanah untuk membantu masyarakat," ungkap Kamrusammad.
Pada September 2017 tercatat jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen).
Hal itu menunjukkan berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan pada Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 7,72 persen turun menjadi 7,26 persen pada September 2017.
Sementara itu persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 13,93 persen turun menjadi 13,47 persen pada September 2017.
Selama periode Maret hingga September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 401,28 ribu orang (dari 10,67 juta orang pada Maret 2017 menjadi 10,27 juta orang pada September 2017).
Jumlah warga miskin pada daerah perdesaan turun sebanyak 786,95 ribu orang (dari 17,10 juta orang pada Maret 2017 menjadi 16,31 juta orang pada September 2017).
"Kita harus ambil sikap yang tegas dan jelas terhadap konflik kemanusiaan," kata Kamrusammad di Jakarta, Minggu.
Kamrusammad mengatakan berbagai ketimpangan kehidupan terjadi di belahan dunia seperti warga Afrika yang kelaparan, krisis kemanusiaan konflik Rohingya dan aksi teror di Indonesia.
Kamrusammad menyatakan KAHMI menggulirkan kebijakan program inspiratif seperti KAHMIPreneur yang fokus menciptakan enterpreneur muda pada bidang ekonomi.
Selain itu, KAHMI konsen terhadap pelayanan kesehatan masyarakat yang terkena dampak gizi buruk dan KAHMI Lazis berperan menghimpun potensk alumni HMI untuk mengatasi kesenjangan sosial.
Ada juga KAHMI Institute untuk mempercepat pemerataan pendidikan berkualitas dan terjangkau, serta KAHMI melayani perlindungan dan penegakkan keadilan, advokasi bagi pihak yang tertindas hukum.
Kamrusammad menjelaskan KAHMI berupaya membentuk enterpreneuership sosial dengan memanfaatkan teknis bisnis untuk mencari solusi terhadap masalah masyarakat.
"Artinya, dia telah selesai atau sudah dapat mengatasi permasalahan pribadinya sendiri, sehingga dapat menambah beban amanah untuk membantu masyarakat," ungkap Kamrusammad.
Pada September 2017 tercatat jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen).
Hal itu menunjukkan berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan pada Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 7,72 persen turun menjadi 7,26 persen pada September 2017.
Sementara itu persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 13,93 persen turun menjadi 13,47 persen pada September 2017.
Selama periode Maret hingga September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 401,28 ribu orang (dari 10,67 juta orang pada Maret 2017 menjadi 10,27 juta orang pada September 2017).
Jumlah warga miskin pada daerah perdesaan turun sebanyak 786,95 ribu orang (dari 17,10 juta orang pada Maret 2017 menjadi 16,31 juta orang pada September 2017).
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: