Havana (ANTARA News) - Pemerintah Kuba memastikan bahwa pesawat Boeing tua yang jatuh Jumat lalu beberapa saat setelah tinggal landas dari Havana telah menewaskan 110 dari total 113 orang yang berada di pesawat itu sehingga menjadi kecelakaan udara paling buruk menimpa negara itu dalam hampir 30 tahun.
Bendera setengah tiang dikibarkan di Kuba mulai Sabtu waktu setempat dalam dua hari berkabung menyusul tragedi ini, sedangkan berwenang terus berusaha mencari bukti dari tempat kejadian perkara dan mengidentifikasi para korban.
Baru 15 orang yang berhasil diidentifikasi dan sebuah kotak hitam ditemukan.
Dalam jumpa pers Sabtu waktu setempat di bandara Havana, pihak berwenang mengungkapkan bahwa 99 orang korban tewas adalah warga Kuba, sedangkan tiga lainnya adalah turis masing-masing dua turis Argentina dan seorang Meksiko. Dua lainnya adalah penduduk Sahrawi (Sahara) yang berada di Kuba.
Enam awak pesawat yang Boeing 737 sudah berusia 40 tahun yang disewa maskapai Kuba dari perusahaan Meksiko tak terkenal Damojh, juga tewas.
Sepuluh di antara para korban tewas adalah pastor-pastor Nazarene yang tengah pulang, kata Gereja Nazarene Kuba.
Tiga wanita Kuba selama dari kecelakaan itu namun berada dalam kondisi kritis, demikian Reuters.
Baca juga: Pesawat jatuh di Kuba, kotak hitam ditemukan dalam kondisi bagus
Kuba pastikan 110 tewas dalam tragedi udara terburuk sejak 1989
20 Mei 2018 11:24 WIB
Keluarga korban Boeing 737 yang jatuh setelah lepas landas di Havana, Kuba, bereaksi setelah keluarga mereka menjadi korban tragedi itu, 19 Mei 2018. (REUTERS/ALEXANDRE MENEGHINI)
Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: