KPU Jabar prediksi kompetisi di TPS tinggi
Dokumentasi Empat pasangan calon gubernur-wagub Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri)-Uu Ruzhanul Ulum (kedua kiri), TB Hasanuddin (ketiga kiri)-Anton Charliyan (keempat kiri), Sudrajat (keempat kanan)-Ahmad Syaikhu (ketiga kanan), dan Deddy Mizwar (kedua kanan)-Dedi Mulyadi (kanan) menunjukkan nomor urut masing-masing saat rapat pleno pengundian nomor urut oleh KPU Jawa Barat di Sport Centre Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/2/2018). Pasangan Ridwan Kamil-Uu mendapat nomor urut satu, TB Hasanuddin-Anton nomor urut dua, Sudrajat-Syaikhu nomor urut tiga, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi nomor urut empat. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
"Kondisi ini perlu diantisipasi penyelenggara pemilu, khususnya KPPS, antara lain melalui persiapan mengadministrasian peristiwa dan hasil di TPS, baik tulisan maupun substansi," kata Ketua KPU Jawa Barat Yayat Hidayat, pada acara Bintek Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara Pilgub Jabar 2018 di Bandung, Sabtu.
Menurut Yayat, persiapan pengadministrasian menjadi momentum penting, sehingga pihaknya melakukan lima kali simulasi di lima tempat berbeda dan upaya itu ditindaklanjuti Bintek pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara di lima wilayah.
"Apalagi simulasi kemarin masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Misalnya daftar hadir yang belum valid atau mencampuradukkan pemilih di DPT dengan pemilih tambahan ber-KTP," ujarnya.
Yayat juga mengingatkan pentingnya meningkatkan kesadaran untuk melayani disabilitas. "Pelayanan yang kurang baik, bisa dinilai melanggar HAM dan memberi peluang pemungutan suara ulang," kata dia.
Sementara itu Komisioner Divisi Perencanaan dan Data KPU Jawa Barat, Ferdiman Bariguna menegaskan tantangan yang dihadapi KPU menjelang hari pemungutan suara, yakni pemilih tidak tahu terdaftar di TPS mana, pemilih tidak tahu alamat dan letak TPS, pemilih tidak mengikuti sampai akhir penghitungan suara di TPS tapi ingin mengetahui hasilnya serta pemilih ingin mengetahui hasil perolehan suara lebih awal.
Untuk mengatasinya, ia menawarkan aplikasi Sijalih, yang bisa memberi informasi banyak hal kepada pemilih, termasuk lokasi TPS dan hasil penghitungan suara.
Namun Ferdiman juga mengingatkan potensi sengketa pada Pilkada serentak nanti dan potensi itu di antaranya salinan C1 berbeda antara yang dipegang saksi dengan KPPS dan C1 plano, hilangnya C1 setelah penghitungan suara serta kecurigaan terhadap mobilisasi pemilih pindahan dan pemilih tambahan.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018