Bogor (ANTARA News) - Dua panda raksasa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua-Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, semakin diminati masyarakat sebagaimana ditunjukkan dengan jumlah kunjungan yang terus meningkat, termasuk pada libur akhir pekan pertama bulan suci Ramadhan, Sabtu.

Sejak pagi hingga siang jumlah pengunjung yang ingin melihat sepasang panda asal Tiongkok tersebut telah mengantre di `shelter` bus yang akan membawa pengunjung menuju Istana Panda.

"Selama Ramadhan itu jumlah kunjungan biasanya menurun dibanding hari biasa. Tapi hari ini, terbilang ramai di dalam suasana Ramadhan," kata Yulius H Suprihardo Kepala Divisi Marketing dan Komunikasi TSI Cisarua.

Sepasang panda raksasa asal Wenchun, Tiongkok bernama Cai Tao si panda jantan dan Hu Chun si betina tiba di Istana Panda TSI Cisarua sejak September 2017 lalu.

Baca juga: Panda Cai Tao-Hu Chun dikarantina di TSI

Menurut Yulius, animo masyarakat untuk melihat hewan asli Tiongkok tersebut cukup tinggi, sejak Desember tahun lalu, kunjungan TSI pun meningkat.

"Panda jadi daya tarik pengunjung, kunjungan meningkat dilihat dari ramainya," kata Yulius.

Istana Panda yang didirikan TSI dibuat menyerupai habitat aslinya panda raksasa baik dari segi suhu udara dan topografinya yang berada di perbukitan.

Selama tinggal di istananya, kondisi kesehatan dan tumbuh kembangnya semakin baik. Berat badannya juga ikut meningkat, kini bobot Hu Chun mencapai 133 kg dan Cai Tao 127 kg.

Menurut pemandu wisata Istana Panda TSI Cisarua, D Maulana, bobot badan Hu Chun lebih besar daripada Cai Tao karena Hun Chun kurang aktif bergerak. Sedangkan Cha Tao lebih langsing karena termasuk panda yang aktif.

Ia mengatakan dalam sehari seekor panda bisa menghabiskan 20 kg bambu. Walau termasuk jenis beruang, panda tergolong hewan karnivora tidak sejati.

"Sebanyak 99 persen panda itu makanannya bambu, satu persennya kita kasih buah, sayur dan daging," katanya.

Hobi panda adalah makan dan tidur. Jumlah makanan yang dikonsumsinya sama dengan jumlah kotoran yang dikeluarkannya setiap hari yakni rata-rata 10 sampai 15 kg per hari.

"Kalau jumlah makan dengan berat feses yang dikeluarkan sehari-hari seimbang, artinya kondisi kesehatanya bagus," katanya.

Selama berada di TSI Cisarua beragam keunikan panda dapat diketahui oleh pengunjung. Panda berbobot 133 kg itu tergolong beruang terkecil kedua di dunia setelah beruang madu.

Panda juga tidak memiliki tulang belakang, sehingga mereka dengan mudah berguling-guling saat berjalan.

"Karena tidak punya tulang belakang, makanya kalau makan panda harus nyender," kata Maulana.

Panda Cai Tao dan Hu Chun adalah panda yang dipinjamkan untuk dirawat di Indonesia. Karena masa tinggalnya yang sementara, keduanya memiliki Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia.

Menurut Maulana, Cai Tao dan Hu Chun hanya boleh tinggal selama 10 tahun di Indonesia. Dan apabila keduanya berhasil dikembangbiakkan, anaknya hanya bisa tinggal selama dua tahun, selanjutnya dikembalikan ke Tiongkok.

"Istilahnya loan breeding, Cai Tao dan Hu Chun ambassador panda untuk Indonesia," katanya.

Warna panda yang khas yakni hitam putih dijadikan sebagai simbol Yin dan Yang oleh kepercayaan masyarakat Tiongkok yang sangat melindungi satwa langka ini.

Menurut penelitian warna hitam putih pada panda menjadi kamuflase dan alat komunikasi panda.

TSI Cisarua dipercaya sebagai tempat tinggal Cai Tao dan Hu Chun. Istana Panda dibangun dilengkapi tim dokter yang setiap hari memeriksa kondisi kesehatan keduanya.

Selain melihat panda, pengunjung Istana Panda dilengkapi restoran, teater, dan toko sovenir. Juga ada satwa lainnya yang menempati Istana Panda, seperti red panda, unta, elang, dan Mishmi Takin.

Baca juga: Panda Sichuan jadi penghuni baru TSI Cisarua
Baca juga: Dua panda raksasa akan sapa warga Indonesia bulan ini