Yogyakarta (ANTARA News) - Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada meluncurkan aplikasi "Gotong Royong" (Gotro) yang dapat menginformasikan kondisi posko korban bencana.

Ketua tim pengembang Gotro, Anggri Setiawan di UGM, Yogyakarta, Jumat, mengatakan melalui aplikasi tersebut informasi kebencanaan bisa lebih cepat diterima masyarakat luas karena melibatkan relawan sebagai responden lokal yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.

"Gotro hadir untuk melengkapi aplikasi kebencanaan yang telah ada, terutama prosedur pendistribusian logistik bagi para pengungsi untuk mendukung manajemen tanggap darurat berbasis masyarakat yang lebih efektif dan efisien," kata Anggri.

Menurut dia, keberadaan aplikasi Gotro diharapkan bisa membantu posko-posko pengungsian yang kerap luput dari pemberitaan media massa. Dengan demikian, pendistribusian logistik bagi pengungsi dapat berjalan efektif dan efisien.

Menurut dia, aplikasi yang dapat diunduh melalui google play store secara gratis tersebut memuat berbagai informasi pengungsi yang meliputi usia, jenis kelamin, kondisi, dan jumlah pengungsi. Selain itu, juga berisikan informasi, seperti kebutuhan logistik, tenaga kesehatan dan psikolog, serta menu donasi.

"Selama ini informasi pengungsi belum tersampaikan dengan baik, kebanyakan fokus pada korban saja," kata dia.

Anggri mengatakan kebutuhan para pengungsi yang sangat dinamis kerap kali belum dapat terpenuhi dari ketersediaan logistik yang ada. Ditambah lagi, jika mereka harus tinggal lebih lama di dalam posko-posko pengungsian.

Gotro dikembangkan sejak awal 2018 dengan tiga subsistem, yakni Gotro Relawan, Admin, dan Gotro Masyarakat. Cara kerja aplikasi ini dimulai dari pemutakhiran laporan kondisi posko bencana dari relawan melalui aplikasi Gotro Relawan yang sudah terverifikasi oleh sistem admin. Berikutnya, masyarakat yang telah menginstal aplikasi ini akan memperoleh notifikasi dan bisa memilih jenis serta jumlah bantuan yang akan dikirim.

Jenis bantuan, menurut dia, dapat berupa barang-barang kebutuhan pengungsi maupun dana sosial. Masyarakat yang akan memberikan bantuan juga akan diverifikasi terlebih dahulu oleh admin.

"Tantangan utama aplikasi ini adalah harus dapat bekerja pada skala nasional, tetapi bisa memberikan informasi yang detail terhadap dinamika pengungsi di setiap posko bencana," kata dia.