Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan pemblokiran buletin digital Al Fatihin, yang berisi sejumlah seruan tentang radikalisme dan diduga diproduksi oleh ISIS.

"Sudah ditutup dan diblok, ada yang media cetak, ada yang media sosial. Dari media sosial, ada 80 akun yang merupakan Al Fatihin dari berbagai versi," ujar Rudiantara di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan hingga saat ini Kominfo juga sudah menutup ribuan akun yang berkaitan dengan radikalisme serta terorisme, yang mulai muncul sejak terjadinya insiden peledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5).

"Sudah ada 2.145 akun yang ditutup. Ada dari facebook, telegram, twitter, google, ada juga `file sharing` dan situs," terang dia.

Sementara itu, kini masih ada sekitar 2.000 akun yang kontennya sedang diverifikasi oleh Kominfo, kata Rudiantara.

Menkominfo menyampaikan pihaknya juga berpartisipasi dalam upaya pencegahan terorisme, dengan menyosialisasikan "meme" yang berisi peringatan kewaspadaan terhadap pola-pola rekrutmen yang diterapkan kelompok radikal.

"Kita juga menyampaikan agar masyarakat tetap menjadikan keluarga sebagai tempat konsultasi yang dipercaya," tutur dia.

Menkominfo juga berpesan kepada masyarakat agar segera melapor kepada aparat keamanan, jika menemukan tindakan mencurigakan, sehingga upaya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kejahatan menjadi lebih besar.