Kulon Progo (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau kepada masyarakat bersikap tenang menyikapi potensi ancaman terorisme, dan tidak mengunggah ke media sosial foto-foto maupun video yang menggambarkan kekerasan dan kesadisan.

"Di tengah stabilitas keamanan seperti saat ini, kami mengimbau masyarakat tetap tenang. Karena Polri akan tetap melakukan kewajiban sebaik-baiknya dalam memberikan perlindungan, pelayanan serta penegakan hukum," kata Kapolres Kulon Progo Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anggara Nasution di Kulon Progo, Jumat.

Ia mengatakan pihaknya berupaya melakukan antisipasi terhadap ancaman terorisme, demi menciptakan keamanan, ketertiban lingkungan masyarakat. Salah satunya memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat dan bersinergi bersama sejumlah organisasi masyarakat (ormas).

"Saat ini, kami intensif mengkampanyekan tolak hoaks saat safari salat subuh di masjid, dan lewat Bhabinkamtibmas," kata Anggara.

Anggara juga mengingatkan masyarakat mewaspadai bila ada orang yang tidak dikenal, tinggal di kediaman tetangga terdekat mereka selama 24 jam tanpa melapor ke pihak terkait.

"Kami berharap warga proaktif melaporkan setiap kejadian di lingkungannya, bila terjadi kejadian," harapnya.

Selanjutnya, Polres Kulon Progo berencana melakukan razia atau pengawasan wilayah perbatasan dalam waktu dekat. Selain itu, selama Ramadan, aparat tetap melaksanakan razia lewat operasi pekat, menyasar minuman keras, judi, prostitusi.

"Pelaksanaan kegiatan tidak menutup kemungkinan bersinergi dengan ormas. Pelibatan ormas juga dilakukan saat pengamanan arus mudik dan menjelang Idulfitri," katanya.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kulon Progp Lilik Syaiful Ahmad mengatakan Banser dan GP Ansor yang tersebar di seluruh kecamatan di Kulon Progo, dapat digunakan sebagai informan yang andal untuk mencari pelaku teroris.

Selain itu, karena kemungkinan terjadinya pengeboman tidak hanya di gereja, maka dua organisasi yang berada di bawah bendera Nahdlatul Ulama itu juga dapat berjaga di tempat ibadah dan vital layaknya gereja, vihara, candi, hingga pusat pemerintahan dan lainnya.

"Kami siap diperbantukan di mana dibutuhkan oleh kepolisian," katanya.