PLN serahkan penyelidikan karyawannya yang diduga danai teroris
18 Mei 2018 14:07 WIB
Petugas kepolisian mengevakuasi dua jenazah pelaku penyerangan di jalan pintu masuk Polda Riau di Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5/2018). Sejumlah pria menggunakan mobil minibus mencoba menerobos dan melakukan penyerangan ke Polda Riau pada sekitar pukul 09.00 Wib. (ANTARA /Retmon)
Pekanbaru (ANTARA News) - PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau menyerahkan sepenuhnya penyelidikan dugaan adanya karyawan mereka yang menjadi pendana terorisme seperti diungkapkan tersangka yang diringkus di Sumatera Selatan awal pekan ini.
"Saya tidak berani buat statement karena kami semua kaget dengan hal itu," kata Manajer SDM dan Umum PT PLN Wilayah Riau dan Kepri, Dwi Suryo Abdullah di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan pihak PLN mengetahui informasi itu dari pemberitaan media tak lama setelah penangkapan terduga teroris di Sumatera Selatan.
Mengenai nama Daulay alias Opung yang disebut sebagai pegawai PLN di Riau menjadi pendana terorisme, Dwi Suryo menyatakan tidak bisa memastikan nama itu benar ada di internal PLN.
"Mengenai nama itu juga tidak tahu kebenarannya. Opung itu nama panggilan, sedangkan Daulay itu nama marga. Apa benar nama Daulay itu, bisa saja orang ngaku-ngaku pegawai PLN," katanya.
Baca juga: Polisi tangkap seorang terduga teroris di Bengkalis
Baca juga: Empat jenazah teroris Riau belum dikebumikan
Baca juga: Densus 88 tangkap delapan teroris penyerang Polda Riau
Baca juga: Polri amankan keluarga teroris Mapolda Riau
Sebelumnya, dua teroris yang ditangkap Polda Sumatera Selatan (Sumsel) mengaku rencana aksi mereka dibiayai pegawai PLN Riau yang menjadi donatur. Polisi masih menyelidiki orang yang dimaksud untuk memastikan keterlibatannya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara pada Selasa (15/5) mengungkapkan pegawai yang dimaksud bernama Daulay alias Opung, tinggal di Pekanbaru, Riau. Nama tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan intensif terhadap kedua teroris, HH alias AA dan HS alias AA.
Hanya saja, nama yang disebutkan masih dalam penyelidikan. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Polda Riau untuk proses lebih lanjut.
"Kami berkoordinasi dengan Polda Riau, Polresta Pekanbaru, dan Densus di sana," ujarnya.
"Saya tidak berani buat statement karena kami semua kaget dengan hal itu," kata Manajer SDM dan Umum PT PLN Wilayah Riau dan Kepri, Dwi Suryo Abdullah di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan pihak PLN mengetahui informasi itu dari pemberitaan media tak lama setelah penangkapan terduga teroris di Sumatera Selatan.
Mengenai nama Daulay alias Opung yang disebut sebagai pegawai PLN di Riau menjadi pendana terorisme, Dwi Suryo menyatakan tidak bisa memastikan nama itu benar ada di internal PLN.
"Mengenai nama itu juga tidak tahu kebenarannya. Opung itu nama panggilan, sedangkan Daulay itu nama marga. Apa benar nama Daulay itu, bisa saja orang ngaku-ngaku pegawai PLN," katanya.
Baca juga: Polisi tangkap seorang terduga teroris di Bengkalis
Baca juga: Empat jenazah teroris Riau belum dikebumikan
Baca juga: Densus 88 tangkap delapan teroris penyerang Polda Riau
Baca juga: Polri amankan keluarga teroris Mapolda Riau
Sebelumnya, dua teroris yang ditangkap Polda Sumatera Selatan (Sumsel) mengaku rencana aksi mereka dibiayai pegawai PLN Riau yang menjadi donatur. Polisi masih menyelidiki orang yang dimaksud untuk memastikan keterlibatannya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara pada Selasa (15/5) mengungkapkan pegawai yang dimaksud bernama Daulay alias Opung, tinggal di Pekanbaru, Riau. Nama tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan intensif terhadap kedua teroris, HH alias AA dan HS alias AA.
Hanya saja, nama yang disebutkan masih dalam penyelidikan. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Polda Riau untuk proses lebih lanjut.
"Kami berkoordinasi dengan Polda Riau, Polresta Pekanbaru, dan Densus di sana," ujarnya.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: