Dispar: "travel advice" tidak berdampak di Mataram
17 Mei 2018 20:30 WIB
Dokumentasi Wisatawan melakukan snorkeling saat menikmati keindahan bawah laut kawasan pulau Gili Trawangan, Lombok, NTB, Rabu (28/2/2018). Keanekaragaman biota laut dan keindahan terumbu karang di kawasan tiga pulau (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) menjadi daya tarik wisatawan lokal mapun wisatawan mancanegara. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Mataram (ANTARA News) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara menyebutkan, kebijakan "travel advice" oleh sejumlah negara pascaserangkaian aksi teroris di Surabaya dan Riau belum berdampak di kota ini.
"Sampai hari ini, pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Hotel Mataram (AHM) belum ada mengeluhkan dampak dari kebijakan sejumlah negara yang memberikan peringatan bagi warganya yang hendak melakukan perjalanan ke Indonesia," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Kamis.
Sejauh ini kondisi Kota Mataram cukup kondusif sehingga wisatawan baik domestik maupun mancanegara tidak perlu khawatir dengan berbagai aksi teroris.
Aparat pemerintah telah melakukan upaya maksimal untuk melakukan berbagai langkah-langkah antisipasi dan pengamanan pada sejumlah titik di daerah ini.
"Untuk memberikan keyakinan terhadap para calon wisatawan tentang kondisi Mataram yang kondusif, para pelaku pariwisata perlu memberikan gambaran umum tentang kondisi daerah kepada calon wisatawan," katanya.
Jaminan keamanan dan informasi terhadap gambaran umum kondisi daerah bukan hanya menjadi tugas aparat, melainkan harus ada komitmen dari para pelaku pariwisata agar wisatawan tidak membatalkan jadwal kunjungannya ke daerah ini.
"Kita juga tidak latah dengan membuat hastag `kami tidak takut`, tetapi kita tetap waspada serta memberikan kepercayaan bagi aparat dalam melaksanakan tugas pokoknya," katanya.
Menyinggung tentang tingkat hunian, Kepala Dispar Kota Mataram mengatakan, berdasarkan laporan dari sejumlah hotel menyebutkan tingkat hunian hotel dalam beberapa bulan terakhir cukup baik.
"Dengan tingkat hunian mencapai sekitar 60-70 persen. Apalagi selama bulan Ramadhan ini, kegiatan religi yang dilaksanakan Dispar NTB di Islamic Center dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini," katanya.
"Sampai hari ini, pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Hotel Mataram (AHM) belum ada mengeluhkan dampak dari kebijakan sejumlah negara yang memberikan peringatan bagi warganya yang hendak melakukan perjalanan ke Indonesia," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Kamis.
Sejauh ini kondisi Kota Mataram cukup kondusif sehingga wisatawan baik domestik maupun mancanegara tidak perlu khawatir dengan berbagai aksi teroris.
Aparat pemerintah telah melakukan upaya maksimal untuk melakukan berbagai langkah-langkah antisipasi dan pengamanan pada sejumlah titik di daerah ini.
"Untuk memberikan keyakinan terhadap para calon wisatawan tentang kondisi Mataram yang kondusif, para pelaku pariwisata perlu memberikan gambaran umum tentang kondisi daerah kepada calon wisatawan," katanya.
Jaminan keamanan dan informasi terhadap gambaran umum kondisi daerah bukan hanya menjadi tugas aparat, melainkan harus ada komitmen dari para pelaku pariwisata agar wisatawan tidak membatalkan jadwal kunjungannya ke daerah ini.
"Kita juga tidak latah dengan membuat hastag `kami tidak takut`, tetapi kita tetap waspada serta memberikan kepercayaan bagi aparat dalam melaksanakan tugas pokoknya," katanya.
Menyinggung tentang tingkat hunian, Kepala Dispar Kota Mataram mengatakan, berdasarkan laporan dari sejumlah hotel menyebutkan tingkat hunian hotel dalam beberapa bulan terakhir cukup baik.
"Dengan tingkat hunian mencapai sekitar 60-70 persen. Apalagi selama bulan Ramadhan ini, kegiatan religi yang dilaksanakan Dispar NTB di Islamic Center dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: