Dubes undang ratusan pengusaha China ekspansi Indonesia
17 Mei 2018 19:55 WIB
Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia yang baru, Djauhari Oratmangun, memberikan sambutan saat Sosialisasii Pemilu 2019 untuk warga negara Indonesia di Beijing, China, Senin (23/4/2018). KPU Pusat menggelar Sosialisasii Pemilu kepada WNI di Beijing yang dirangkai dengan Bimtek untuk Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) dan Sekretarat PPLN. (ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie)
Beijing (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengundang ratusan pengusaha setempat untuk melebarkan sayap usahanya ke Indonesia.
"Kami undang Anda semua untuk berinvestasi di Indonesia," katanya dalam pertemuan dengan para pengusaha China yang difasilitasi Standard Chartered Bank di Beijing, Kamis.
Ia memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dan kuat sejak 2014. Pada 2017 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,07 persen dengan GDP yang sudah melampaui 1 triliun dolar AS yang didorong oleh sektor konsumsi dan investasi.
Sebagai salah satu pilar utama ekonomi, pemerintah Indonesia berharap investasi swasta mencapai 260,6 miliar dolar AS, sekitar 53,3 persen bersumber dari sektor manufaktur.
"Sebagai mitra strategis dan sahabat Indonesia, Tiongkok menjadi salah satu sumber investasi," ujar mantan Dubes Rusia dalam forum yang dihadiri sekitar 200 pemimpin perusahaan di China itu.
Nilai investasi China di Indonesia selama periode 2015-2017 mencapai 6,65 miliar dolar AS.
Pada 2017, investasi China ke Indonesia mencapai 3,3 miliar dolar AS atau naik lima kali lipat dibandingkan pada 2015.
Posisi China telah menanjak dari peringkat kesembilan menjadi peringkat ketiga sebagai investor terbesar di Indonesia setelah Singapura dan Jepang.
Apabila digabungkan, Tiongkok Daratan dan Hong Kong, maka nilai investasinya menjadi terbesar kedua di Indonesia.
"Dengan iklim investasi di Indonesia yang semakin bersahabat, Tiongkok layak menjadi investor utama di Indonesia," kata Djauhari.
Ia juga menyampaikan bahwa pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Li Keqiang di Jakarta pada 7 Mei 2018 telah disepakati penambahan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Tiongkok minimal 500.000 ton pertahun.
China juga membuka pasar ekspor sarang burung walet dan buah-buahan tropis dari Indonesia.
Tiongkok juga berkomitmen untuk berinvestasi di sektor produk-produk halal dan pakaian muslim di Indonesia untuk diekspor ke Tiongkok dan negara-negara lainnya.
Investasi dalam kerangka kerja sama Inisiatif Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21 (Belt and Road), China juga akan membangun empat koridor ekonomi Indonesia di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.
Investasi tersebut meliputi berbagai proyek seperti pengembangan industri, infrastruktur, bandar udara, jaringan kereta api, pelabuhan, tol, energi, dan pariwisata yang terhubung dengan Poros Maritim Indonesia.
"Oleh karena itu, silahkan datang dan berinvestasi di Indonesia dan bertumbuh bersama-sama di kawasan yang kita jaga bersama agar tetap aman dan damai," kata Dubes Djauhari.
"Kami undang Anda semua untuk berinvestasi di Indonesia," katanya dalam pertemuan dengan para pengusaha China yang difasilitasi Standard Chartered Bank di Beijing, Kamis.
Ia memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dan kuat sejak 2014. Pada 2017 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,07 persen dengan GDP yang sudah melampaui 1 triliun dolar AS yang didorong oleh sektor konsumsi dan investasi.
Sebagai salah satu pilar utama ekonomi, pemerintah Indonesia berharap investasi swasta mencapai 260,6 miliar dolar AS, sekitar 53,3 persen bersumber dari sektor manufaktur.
"Sebagai mitra strategis dan sahabat Indonesia, Tiongkok menjadi salah satu sumber investasi," ujar mantan Dubes Rusia dalam forum yang dihadiri sekitar 200 pemimpin perusahaan di China itu.
Nilai investasi China di Indonesia selama periode 2015-2017 mencapai 6,65 miliar dolar AS.
Pada 2017, investasi China ke Indonesia mencapai 3,3 miliar dolar AS atau naik lima kali lipat dibandingkan pada 2015.
Posisi China telah menanjak dari peringkat kesembilan menjadi peringkat ketiga sebagai investor terbesar di Indonesia setelah Singapura dan Jepang.
Apabila digabungkan, Tiongkok Daratan dan Hong Kong, maka nilai investasinya menjadi terbesar kedua di Indonesia.
"Dengan iklim investasi di Indonesia yang semakin bersahabat, Tiongkok layak menjadi investor utama di Indonesia," kata Djauhari.
Ia juga menyampaikan bahwa pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Li Keqiang di Jakarta pada 7 Mei 2018 telah disepakati penambahan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Tiongkok minimal 500.000 ton pertahun.
China juga membuka pasar ekspor sarang burung walet dan buah-buahan tropis dari Indonesia.
Tiongkok juga berkomitmen untuk berinvestasi di sektor produk-produk halal dan pakaian muslim di Indonesia untuk diekspor ke Tiongkok dan negara-negara lainnya.
Investasi dalam kerangka kerja sama Inisiatif Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21 (Belt and Road), China juga akan membangun empat koridor ekonomi Indonesia di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.
Investasi tersebut meliputi berbagai proyek seperti pengembangan industri, infrastruktur, bandar udara, jaringan kereta api, pelabuhan, tol, energi, dan pariwisata yang terhubung dengan Poros Maritim Indonesia.
"Oleh karena itu, silahkan datang dan berinvestasi di Indonesia dan bertumbuh bersama-sama di kawasan yang kita jaga bersama agar tetap aman dan damai," kata Dubes Djauhari.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: